Kabar24.com, KEDIRI - Kendati tarif angkutan kota tidak turun pascapenurunan harga BBM, Bank Indonesia meyakini Kota Kediri tetap deflasi bulan ini sesuai prediksi awal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengatakan bobot tarif angkutan kota dalam perhitungan inflasi Kota Kediri rendah karena jumlahnya sedikit. Di sisi lain, tarif bus antarkota dalam provinsi turun dan akan memberikan dorongan lebih besar terhadap peluang deflasi.
"Angkutan antarkota turun 3,8%. Ini dampaknya lebih besar dari angkota (angkutan kota)," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (14/4/2016).
Sebelumnya, BI memprediksi Kota Kediri bakal deflasi bulan ini sejalan dengan penurunan harga premium dan solar serta tarif dasar listrik, panen raya padi, dan diskon tarif kereta api. Pada saat yang sama, harga cabai menurun setelah menanjak bulan sebelumnya.
Kendati demikian, bank sentral belum membeberkan estimasi deflasi April. Djoko sebelumnya menyebutkan deflasi kali ini tidak akan sedalam Februari yang mencapai 0,33% karena penurunan drastis harga daging ayam ras dan telur ayam ras.
Pemkot Kediri pekan lalu menyatakan tidak akan menurunkan tarif angkutan kota karena khawatir kebijakan itu akan mengurangi pendapatan pengusaha angkutan di tengah sepinya penumpang.
"Permintaan terhadap angkutan di lintasan kota semakin turun. Kami pada posisi tidak menurunkan tarif. Kasihan pengusaha angkutan dan sopir," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Fery Djatmiko.
Fery menjelaskan kondisi angkot di Kota Kediri memprihatinkan menyusul peralihan besar-besaran penggunaan angkutan umum ke kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, sejak 2000.
Kini, jumlah angkot di Kota Tahu hanya 40 unit. Angkutan yang dioperasikan oleh sebuah koperasi itu melintasi rute Ngronggo-Selomangleng dengan tarif Rp4.000 per penumpang.
Seperti diketahui, harga premium turun Rp500 menjadi Rp6.450 per liter sejak 1 April. Demikian pula dengan solar yang turun Rp500 menjadi Rp5.150 per liter.