Bisnis.com, JAKARTA – Pimpinan pemberontak Sudan Selatan Riek Machar berencana melakukan perjalanan ke ibukota, Juba, pada bulan ini untuk menjadi wakil presiden dalam pemerintahan transisi dengan tujuan mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun lamanya.
Nyarji Jermili Roman, Wakil Juru Bicara Riek Machar pada Senin (4/4/2016) mengatakan kembalinya Machar ke Sudan Selatan sudah direncanakan sejak dirinya dan Presiden Salva Kiir menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan pada Agustus lalu. Perang saudara yang pecah pada Desember 2014 di negara penghasil minyak tersebut telah membuat puluhan ribu orang meninggal dan memaksa lebih dari dua juta orang mengungsi.
Belum lama ini proses perdamaian Kiir diuji, setelah dirinya pada Desember 2015 memutuskan bahwa jumlah negara regional akan meningkat dari 10 menjadi 28. Nyarji mengatakan masalah tersebut akan kembali dibahas setelah pemerintahan transaksi dibentuk.
Bentrokan terjadi akhir bulan lalu di tiga wilayah Sudan Selatan. Adapun, negara tersebut memisahkan diri dari Sudan pada 2011 dan memiliki cadangan minyak mentah terbesar ketiga di Afrika.