Kabar24.com, PATTANI - Aksi kekerasan kembali mewarnai Thailand. Beberapa bom meledak dalam pemberontakan yang melanda selatan Thailand yang menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya dalam gelombang baru kekerasan.
Pihak militer, Kamis (31/3/2016) menyebutkan, pada Rabu dan Kamis, terjadi ledakan di Pattani, satu dari tiga provinsi yang kebanyakan berpenduduk Muslim.
Wilayah ini berada dekat perbatasan Malaysia.
Seperti diketahui, Thailand adalah negara yang sebagian besar dihuni penduduk beragama Buddha, .
Perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah pusat telah berlangsung selama puluhan tahun di daerah itu, tapi kekerasan terjadi secara signifikan pada 2004.
Lebih dari 6.500 orang, termasuk para biksu Buddha, guru, tentara dan pemberontak separatis telah tewas sejak saat itu.
Sedikitnya 10 bom meledak di daerah Yaring, Pattani, termasuk dua bom di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bank, melukai 11 polisi.
Seorang warga laki-laki tewas setelah ditangkap dalam ledakan di dekat sebuah salon, kata seorang juru bicara militer.
"Orang-orang yang menyebabkan masalah ini ingin menunjukkan bahwa mereka masih aktif," kata wakil juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal militer Kolonel Yuthanam Phetmuang.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang otoritas setempat sering mempersalahkan kelompok-kelompok pemberontak.
Pada Januari lalu, militer dan pengamat konflik mengatakan kekerasan di selatan telah jatuh ke level terendah dalam lebih dari sepuluh tahun karena meningkatnya upaya keamanan.
Ledakan menyusul beberapa serangan senjata dan bom bulan ini di provinsi tetangga Narithawat.
Orang-orang di selatan mengeluhkan tahun-tahun kelalaian yang dilakukan pemerintah Bangkok.
Kegagalan pemerintah berturut-turut untuk memadamkan kekerasan telah menyebarkan ketidakpercayaan terhadap negara di kawasan itu, yang merupakan sebuah kesultanan Muslim Melayu yang independen satu abad lalu sebelum dikuasai oleh Thailand.
Tak lama setelah mengambil kekuasaan dalam kudeta 2014, militer berjanji untuk membawa perdamaian ke selatan dalam waktu setahun.