Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukungan Petisi Pencabutan Nobel Aung San Suu Kyi Terus Mengalir

Jumlah pendukung petisi daring untuk mencabut Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi terus mengalir. Hingga pukul 9.53 WIB, jumlah penandatangan petisi telah mencapai 26.991 orang.
Pendukung Suu Kyi membawa spanduk saat berkumpul di halaman markas NLD di Yangon untuk menyaksikan hasil pemungutan suara yang ditayangkan televisi (8/11/2015)./Reuters-Soe Zeya Tun
Pendukung Suu Kyi membawa spanduk saat berkumpul di halaman markas NLD di Yangon untuk menyaksikan hasil pemungutan suara yang ditayangkan televisi (8/11/2015)./Reuters-Soe Zeya Tun

Kabar24.com, JAKARTA -- Jumlah pendukung petisi daring untuk mencabut Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi terus mengalir. Hingga pukul 9.53 WIB, jumlah penandatangan petisi telah mencapai 26.991 orang.

Penandatanganan petisi ini merupakan sikap protes terhadap pejuang demokrasi Myanmar tersebut atas pernyataannya yang dianggap diskriminatif dan rasis terhadap muslim.

Suu Kyi  menyatakan bahwa tidak ada yang memberitahu dirinya bahwa akan diwawancarai oleh seorang muslim, yakni presenter BBC Today Mishal Husain pada 2013 lalu. Kekesalan itu terkait dengan pertanyaan wartawati soal penderitaan yang dialami umat Muslim di Myanmar.

"Sebagai pejuang demokrasi maka pernyataan bersifat rasis sungguh tidak pantas diucapkan karena merusak nilai-nilai demokrasi yang menghargai perbedaan keyakinan dan perbedaan," demikian isi petisi tersebut yang dikutip Kabar24.com, Selasa (29/3/2016).

Pada pukul 09.53 WIB, jumlah pendukung petisi Change.org itu mencapai 26.991 orang. Diperlukan sekitar 8.009 orang lagi untuk menembus angka 35.000 tanda tangan.

Petisi itu menyebutkan jika penerima Nobel tidak bisa menjaga “perdamaian” maka demi perdamaian dan persaudaraan sudah selayaknya perhargaan yang diterimanya harus dikembalikan atau dicabut oleh Komite Nobel.

"Kami meminta Ketua Komite Nobel untuk mencabut Nobel Perdamaian yang diberikan untuk Suu Kyi. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima hadiah Nobel Perdamaian," demikian petisi tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper