Bisnis.com, KEDIRI - Perkembangan ekonomi Kota Kediri sangat bergantung pada PT Gudang Garam Tbk. (GGRM).
Sekitar 70% produk domestik regional bruto (PDRB) kota itu disumbang oleh aktivitas produsen rokok kretek terkemuka di Tanah Air itu.
Mengutip dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016, PDRB atas dasar harga konstan Kota Kediri pada 2011 tanpa Gudang Garam hanya Rp7,2 triliun; lalu Rp7,6 triliun pada 2012; Rp7,9 pada 2013 (angka sementara); Rp8,2 triliun-Rp8,3 triliun pada 2014 (angka sangat sementara); dan Rp8,5 triliun-Rp8,7 triliun pada 2015 (angka sangat sementara).
Sementara dengan perusahaan milik taipan Susilo Wonowidjojo itu, PDRB atas dasar harga konstan selama 2011-2015 berturut-turut senilai Rp23,7 triliun; Rp25,5 triliun; Rp27,1 triliun (angka sementara); Rp28,6 triliun-Rp29,2 triliun (angka sangat sementara); dan Rp30,1 triliun-Rp31,3 triliun (angka sangat sementara).
Adapun tahun ini, PDRB Kota Tahu tanpa Gudang Garam diproyeksi Rp8,7 triliun-Rp9,3 triliun, sedangkan dengan Gudang Garam, PDRB mencapai Rp31,6 triliun-Rp33,8 triliun.
Dalam dokumen itu, Pemkot mengakui dominasi industri pengolahan dalam struktur ekonomi Kota Kediri akan terus berlangsung dalam beberapa tahun mendatang sejalan dengan keberadaan pabrik rokok sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT) Gudang Garam.
Sementara itu, jika ditilik dari pertumbuhan ekonomi, laju Kota Kediri melambat sejak 2012. Perlambatan itu kian tajam jika aktivitas Gudang Garam dikeluarkan dari perhitungan.