Kabar24.com, JAKARTA--Sosok Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar mendatang tidak saja yang harus mampu menjaga kepercayaan, tapi juga sosok yang tidak mengkhianati kepercayaan yang sudah dibangun selama ini.
Demikain dikemukakan oleh pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), J. Kristiadi.
"Presiden Jokowi pasti menginginkan yang seperti itu. Dia tak nyaman dengan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut," ujar Kristiadi kepada wartawan, Senin (29/2/2016).
Selain itu, ujarnya, sosok tersebut harus mampu menjaga kepercayaan publik secara umum. Dia berharap proses pemilihan kepengurusan dilakukan dengan proses yang transparan.
Namun demikian, Kristiadi tidak mau menyebut siapa sosok yang cocok untuk memimpin Golkar di masa datang mengingat Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tidak akan maju lagi pada Munas nanti. Keduanya sebelumnya merupakan ketua umum Partai Golkar yang dipilih masing-masing pada Munas Bali dan Munas Jakarta.
Pada bagian lain dia menyatakan bahwa Golkar harus mengungkapkan ke publik siapa saja yang memiliki hak pilih. Pasalnya, selama ini kepengurusan Golkar sudah kembali kepada DPP berdasarkan Munas Bali.
Apakah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I dan II juga kembali seperti pada era Munas Bali. Jangan-jangan, ada yang membentuk kepengurusan DPD I dan II tersendiri untuk kepentingan Munas, ujarnya mempertanyakan.