Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tambah Peluncur Peluru Kendali Patriot di Korsel

Amerika Serikat untuk sementara menambah peluncur peluru kendali Patriot di Korea Selatan menyusul uji nuklir dan peluncuran roket jarak jauh Korea Utara baru-baru ini, kata pasukan AS di Korea, Sabtu (13/2/2016).
Pesawat pembom AS B-52 terbang di atas pangkalan udara Osan di Pyeongtaek, Korsel, (10/1/2016)./Reuters-Kim Hong Ji
Pesawat pembom AS B-52 terbang di atas pangkalan udara Osan di Pyeongtaek, Korsel, (10/1/2016)./Reuters-Kim Hong Ji

Bisnis.com, JAKARTA -  Amerika Serikat untuk sementara menambah peluncur peluru kendali Patriot di Korea Selatan menyusul uji nuklir dan peluncuran roket jarak jauh Korea Utara baru-baru ini, kata pasukan AS di Korea, Sabtu (13/2/2016).

Dikatakannya bahwa langkah itu ditempuh karena dua sekutu tersebut berencana memulai pembahasan lebih rinci untuk kemajuan dan sistem pertahanan peluru kendali AS berjelajah tinggi, yang ditentang Tiongkok, pada awal pekan depan.

"Pengerahan ini bagian dari gerakan darurat menyiapkan pelatihan untuk menanggapi provokasi Korut baru-baru ini," kata Pasukan AS di Korea dalam pernyataan persnya menanggapi pengerahan peluncur peluru kendali Patriot untuk sementara waktu, yang diterbangkan dari Fort Bliss, Texas, AS, pekan ini.

"Pelatihan ini membutuhkan kepastian bahwa kami selalu siap bertahan menghadapi serangan dari Korut," kata Komandan Angkatan Darat Ke-8 AS Letnan Jenderal Thomas Vandal.

Peluncur Patriot itu adalah wujud pelaksanaan pelatihan pertahanan rudal balistik dengan Brigade Artileri Pertahanan Udara Ke-35 Angkatan Darat Ke-8 AS di pangkalan udara Osan yang berjarak sekitar 47 kilometer di selatan Ibu Kota Korsel di Seoul.

Brigade itu memiliki dua batalyon Patriot. Satu batalyon Patriot dilaporkan terdiri dari empat unit peluncur.

Hanya beberapa jam setelah Korut meluncurkan roket jarak jauh yang dianggap sebagai uji rudal balistik secara terselubung, Korsel dan AS mengumumkan niat mereka untuk membuka pembicaraan pengerahan Sistem Pertahanan Terminal Area Dataran Tinggi (THAAD).

Markas Pertahanan AS atau Pentagon lalu menekankan keinginannya terhadap sistem tersebut agar dikerahkan di Korsel "secepat mungkin".

Seorang pejabat senior Menteri Pertahanan Korsel membicarakan lebih rinci atas pengerahan THAAD akan dimulai sedini mungkin pekan depan.

Tiongkok dan Rusia berargumen bahwa hal itu dapat memicu perlombaan senjata di wilayah tersebut dan Beijing menyampaikan "keprihatinan yang mendalam" atas pengerahan tersebut.

Korsel sebelumnya menolak membawa pembicaraan tersebut secara resmi dalam forum pertahanan THAAD untuk menjaga sensivitas China sebagai mitra dagang terpenting.

Namun, Korut terus melanjutkan uji rudal dan kecewa terhadap resistensi Beijing untuk mengenakan sanksi yang berat terhadap Pyongyang yang rupanya memicu perubahan sikap Seoul.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper