Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Bakar Terkendala, Sulawesi Terancam Mati Listrik

Keterlambatan distribusi bahan bakar pembangkit listrik apung MVPP Zeypen Sultan akibat faktor cuaca mengancam stabilitas sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo.

Kabar24.com, MANADO— Keterlambatan distribusi bahan bakar pembangkit listrik apung MVPP Zeypen Sultan akibat faktor cuaca mengancam stabilitas sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo.

Bahan bakar Heavy Fuel Oil (HFO) yang didatangkan dari Kalimantan mengalami keterlambatan hingga 12 Februari mendatang. Padahal, seharusnya kapal pengangkut tiba pada Selasa (9/2).

Ada dua kapal angkut BBM dengan kapasitas muat masing-masing 4200 MT dan 1500 MT atau total 5700 MT yang ekuivalen dengan 6300 kL dan cukup untuk stok operasi 14 hari.

Akibat keterlambatan proses transportasi ini, pengoperasian pembangkit listri apung menjadi tidak optimal.

MVPP Zeynep Sultan hanya dapat dioperasikan 32 MW, karena menyesuaikan stok BBM yang tersisa 300 MT. Dari sisa yang ada diharapkan bisa digunakan hingga kapal angkut tiba di lokasi dan selesai proses transfer dari kapal ke kapal (ship to ship).

“Kami memohon maaf atas kondisi ini, dimana PLN dengan sangat terpaksa harus melakukan pengurangan beban penggunaan listrik (pemadaman) secara bergilir,” tutur Deputi Manager Hukum dan Humas PLN Suluttenggo Jantje Rau, dalam keterangan pers, Kamis (11/2).

Nantinya pemadaman diatur secara proporsional maksimal 3 jam mulai dari sub sistem Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo.

Jantje mengharapkan kerja sama dari pelanggan daya besar seperti pabrik, hotel maupun sentra bisnis lainnya untuk kembali menggunakan pembangkit sendiri (captive power), sehingga dapat meminimalisir pemadaman bagi pelanggan umum.

Kendala transportasi bahan bakar pembangkit tidak saja dialami oleh kapal angkut BBM untuk MVPP Zeynep Sultan, tapi juga dialami satu unit tongkang pengangkut batu bara berkapasitas 7500 MT untuk kebutuhan PLTU Amurang.

Dari jadwal yang ada seharusnya sudah tiba di lokasi tanggal akhir Januari 2016 lalu, karena kendala cuaca dalam perjalanannya, diperkirakan baru akan tiba Kamis (11/2) sore. Stok batu bara saat ini masih bisa bertahan untuk operasi PLTU empat hari ke depan.

Operasi PLTU Amurang yang biasanya 33 MW, saat ini dioperasikan 20 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper