Kabar24.com, JAKARTA - Selama 17 tahun, sekelompok peneliti mempelajari kebiasaan simpanse di Republik Guinea, Afrika, menggunakan daun untuk minum getah pohon palem yang telah terfermentasi.
Hasil analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science itu mengungkapkan bahwa simpanse gemar minum anggur palem atau biasa disebut tuak nira di Tanah Air.
Temuan ini dapat mengungkap akar evolusi yang sama antara manusia dan kera bahwa ada satu kesamaan lagi di antara keduanya, yaitu mampu mencerna minuman beralkohol. Manusia telah mengkonsumsi etanol sejak 10 juta tahun lalu, sehingga temuan ini memperkuat tautan antara manusia dan kera.
Namun, ada pula perbedaan besar antara manusia dan kera, misalnya dagu di wajah. Manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki dagu. Bahkan simpanse, yang memiliki kemiripan DNA dengan manusia hingga 98 persen, juga tak punya dagu.
Menurut studi dari tim peneliti University of Iowa, Amerika Serikat, dagu adalah hasil evolusi selama jutaan tahun.
"Efek dari semakin mengecilnya wajah manusia," tulis Nathan Holton, seorang paleontolog, dalam studinya yang dipublikasikan di Journal of Anatomy.
Simpanse dan gorila memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan manusia ketimbang monyet. Kedua primata itu digolongkan sebagai kera, karena tidak memiliki ekor dan biasanya, menurut para peneliti di Smithsonian National Zoological Park, berukuran lebih besar daripada keluarga monyet.