Kabar24.com, JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane menyebut ada 5 kejanggalan dalam peristiwa peledakan dan penembakan di kawasan Sarinah, Kamis (14/1/2016).
Pertama, ia menyoroti kehadiran Krishna Murti yang begitu cepat sampai di lokasi kejadian. Padahal dia bukan Datasemen Khusus (Densus) 88. Kedua, para terduga teroris begitu tenang beraksi di depan publik.
Ketiga, muncul polemik antara BIN dan kepolisian mengenai ISIS. Keempat, kepolisian tidak terbuka memaparkan siapa pengantar pada terduga teroris itu.“Tidak mungkin mereka tiba-tiba muncul di situ,” ujar Neta, Selasa (19/1/2016).
Kelima, pasca ledakan di kawasan Sarinah, begitu banyak isu muncul terkait hal serupa.
Neta juga melihat pola penyerangan terduga teroris kemarin adalah hal baru. Sebab, untuk pertama kalinya ada serangan terbuka di ruangan publik.
Selain itu, Neta melihat ada dua spekulasi terkait bom sarinah tersebut, yakni penjatuhan atau pengangkatan citra Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. Banyak media mengabarkan bahwa polisi begitu cepat dan tangkas mengamankan lokasi kejadian.
“Peristiwa tertentu sering jadi ajang naik pangkat. Hal wajar sebuah peristiwa besar membentuk persepsi macam-macam. Sepintas memang seperti mainan,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa isu ISIS ingin menyerang Indonesia adalah nyata. Setelah bom di Paris, ISIS mengumumkan beberapa negara yang akan menjadi targetnya. Salah satunya adalah Indonesia.