Kabar24.com, SURABAYA—Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyatakan aktivitas konsumsi warga Surabaya meningkat selama November 2015.
Direktur Ekskutif Bank Indonesia Jawa Timur Benny Siswanto menjelaskan asumsi tersebut berangkat dari Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE). “Indeks ini tercatat naik baik secara bulanan maupun tahunan masing-masing sebesar 2,09% (mtm) dan 2,89% (yoy),” tulisnya dalam siaran pers, Senin (18/1/2016).
Peningkatan itu tak lain ditopang besarnya permintaan terhadap kelompok makanan, minuman, dan bahan bakar. Adapun untuk kelompok suku cadang, barang budaya dan rekreasi, serta perlengkapan rumah tangga lain malah jadi penghambat pertumbuhan.
Kegiatan konsumsi diperkirakan terus meningkat pada Desember berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE). Hal ini sejalan dengan bertambahnya permintaan semua kelompok barang dengan ekspektasi pertumbuhan penjualan 5,90% (mtm).
Permintaan masih akan meningkat pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, bahan bakar dan pelumas, perlengkapan rumah tangga lainnya serta barang budaya dan rekreasi.
Permintaan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau diperkirakan naik sebesar 0,85% (mtm), untuk kelompok bahan bakar dan pelumas naik sebesar 2,22% (mtm) dan kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar 2,94%.
Hal itu terutama didorong permintaan subkelompok barang kertas dan karton. Ekspektasi permintaan pada Desember 2015 didorong harapan penjual eceran bahwa permintaan akan meninggi dibandingkan bulan sebelumnya sejalan adanya momen Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu untuk kelompok barang lainnya, diperkirakan pada Desember 2015 ada peningkatan penjualan yang mana indeks ekspektasi penjualan meningkat sebesar 5,87% (mtm).
Ekspektasi peningkatan permintaan tersebut didorong oleh dengan harapan adanya promo-promo yang umumnya dilakukan pada akhir tahun. Selain itu juga menjelang kegiatan Pilkada serentak yang dilaksanakan pada 9 Desember 2015.
Terkait dengan ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga, SPE menunjukkan optimistis masyrakat terhadap kenaikan harga pada periode tiga bulan yang akan datang cenderung stagnan, begitu juga untuk periode enam bulan yang akan datang.
Benny menyatakan masyrakat masih optimis biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan aku dan biaya tenaga kerja relatif stabil hingga enam bulan yang akan datang.
Untuk ekspektasi terhadap total penjualan baik periode 3 bulan maupun 6 bulan yang akan datang, indeks ekspektasi penjualan menunjukkan peningkatan karena diyakini meningkatnya daya beli masyarakat pasca kenaikan UMK pada awal tahun ini.