Bisnis.com, SURABAYA— Usaha di bidang peternakan di Provinsi Jawa Timur selama penghujung 2015 kurang bergairah sampai-sampai memengaruhi kesejahteraan petani secara umum yang merosot 0,41% ke level 106,13.
Hal tersebut diketahui dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur belum lama ini. Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor peternakan adalah yang terparah mencapai 1,27% ke level 111,35 selama Desember tahun lalu terhadap bulan sebelumnya.
Ketua Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau (PPSK) Indonesiia Teguh Boediyana mengakui peran sektor pertanian di Jawa Timur memiliki peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan daging, telur, maupun susu di dalam provinsi ini sendiri maupun nasional. Walhasil kinerja subsektor ini akan memengaruhi geliat di sektor pertanian Jatim secara umum.
“Kami berharap peternakan sapi potong di Jatim tidak sampai terpengaruh [jika terjadi gejolak di pasar] karena mayoritas kebutuhan provinsi ini dipenuhi dari sapi lokal, dan menyumbang juga untuk nasional,” katanya saat dihubungi Bisnis, di Surabaya, Sabtu (9/1/2015).
Harga sapi di Jawa Timur kini berada di kisaran Rp45.000 – Rp46.000 per kilogram. Nilai ini dinyatakan lebih mahal ketimbang harga di Ibukota sekitar RP43.000 per kilogram. Sejauh ini mayoritas kebutuhan sapi potong di Jatim dipenuhi oleh peternak lokal demikian pula untuk susu.
Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Jawa Timur menyebutkan terdapat lima bidang usaha dalam subsektor peternakan. Selain peternakan sapi potong, sapi perah dan kerbau juga ada kambing dan domba.
Selain dua bidang tersebut ada pula peternakan ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan ayam buras. Secara umum lima bidang usaha peternakan Jawa Timur banyak bermukim di daerah Malang dan Banyuwangi.
NTP Jawa Timur selama bulan terakhir tahun lalu melemah sejauh 0,41% ke level 106,13 dari 106,56 pada bulan sebelumnya. Ini disebabkan ada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih besar ketimbang indeks harga yang mereka terima (It).
“Ib naik sebesar 1,17% sedangkan It hanya naik 0,76%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur M. Sairi Hasbullah dikutip dari data NTP Jatim pada Desember 2015.
Kendatipun terjadi penurunan NTP secara bulanan tetapi perolehannya secara year on year tetap bertumbuh. Pada Desember dua tahun silam nilai tukarnya sebesar 104,41 atau meningkat 1,65% terhadap penghujung tahun lalu.