Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM IRAK: ISIS Selundupkan Minyak via Turki

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada Senin (7/12/2015) mengatakan kelompok IS menyelundupkan kebanyakan minyaknya melalui Turki.
ISIS/dw.de
ISIS/dw.de

Bisnis.com, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada Senin (7/12) mengatakan kelompok IS menyelundupkan kebanyakan minyaknya melalui Turki.

Satu pernyataan dari kantornya mengatakan Al-Abadi "menekankan pentingnya untuk menghentikan penyelundupan minyak oleh Daesh (nama IS dalam Bahasa Arab), kebanyakan minyak tersebut diselundupkan melalui Turki".

Komentar Al-Abadi dikeluarkan selama pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, yang melakukan kunjungan resmi ke Baghdad untuk membahas hubungan timbal-balik dan perang melawan kelompok IS.

Memburuknya hubungan antara Irak dan Turki terjadi saat Baghdad menuduh Ankara mengirim tambahan tentara dalam misi pelatihan ke Irak Utara tanpa izin dari Baghdad.

Laporan sebelumnya mengatakan satu batalion latih Turki dengan dilengkapi kendaraan lapis baja dikerahkan di dekat Kota Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah u tara Baghdad. Tujuannya ialah memberi pelatihan kepada kelompok paramiliter Irak untuk melawan kelompok gerilyawan IS.

Menurut pernyataan itu, Al-Abadi mengatakan kepada Seinmeier bahwa "penggelaran tentara Turki di dalam wilayah Irak ditolak, sebab itu dilakukan tanpa izin dari Pemerintah Irak, yang menganggapnya pelanggaran atas kedaulatan Irak", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Pasukan, tank, dan artileri Turki dikirim ke Nineveh, provinsi besar di Irak Utara. Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh, telah berada dalam kekuasaan IS sejak Juni 2014.

Sebelumnya Rusia menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya terlibat dalam perdagangan minyak IS, tapi Erdogan menuduh balik Rusia, dan menyatakan pada kenyataannya Rusia lah yang terlibat dalam penyelundupan minyak dengan IS.

Pada Sabtu (5/12), Baghdad menuntut Turki segera menarik pasukannya, yang dikerahkan secara tidak sah ke Irak, yang sedang berusaha menegakkan kedaulatan saat menerima bantuan asing melawan kelompok IS.

Pejabat tinggi pasukan Kurdi di wilayah itu --yang bersekutu dengan Ankara-- meremehkan pengerahan pasukan tersebut dan menganggapnya sebagai putaran pelatihan berkala namun harian Turki menganggapnya sebagai bagian dari kesepakatan untuk merancang pangkalan tetap.

Dalam menghadapi tekanan politik dari Amerika Serikat, Al-Abadi menganggap barisan rakyat, yang menghadapi pasukan asing di Irak, makin kesulitan selama sepekan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : (Antara/Xinhua-OANA)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper