Bisnis.com, PEKANBARU - Zuhdi Febrianto, seorang wartawan salah satu media online di Pekanbaru dipukul polisi saat sedang meliput kericuhan Kongres HMI ke-29, di GOR Gelanggang Remaja, Pekanbaru.
Salah seorang saksi mata, Ratna Sari Dewi, mengatakan korban dipukul oleh beeberapa anggota polisi. Korban mengalami luka berat pada bagian kepala dan terpaksa dirawat di Rumah Sakit Syafira.
"Saat itu, Kongres ricuh. Terjadi bentrok antara polisi dan anggota HMI. Ada kamera teman yang dirampas. Kemudian Zuhdi bilang kami dari wartawan. Tapi, polisi marah dan memukul Zuhdi," kata Ratna seorang wartawati yang juga merupakan teman dekat korban.
Tak menerima hal itu, ratusan wartawan dari berbagai media dan asosiasi, seperti Aliansi Jurnalis Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia dan lainnya menggelar aksi demo di Mapolda Riau, Senin (7/12/2015).
Koordinator Lapangan FB Rian Anggoro mengatakan mereka meminta kepada Polda Riau untuk menuntaskan kasus pemukulan tersebut. Menurutnya, tidak seharusnya polisi melakukan pemukulan terhadap siapapun, termasuk wartawan.
"Kami akan melaporkan pemukulan itu ke Propam tentang kode etik polisi dan melaporkan tindak pidana penganiayaan berat," kata Rian, Senin (7/12/2015).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan pihaknya tengah melakukan pertemuan dengan beberapa asosiasi wartawan di Pekanbaru untuk menyelesaikan kasus itu.
"Kita menampung dulu aspirasi dari teman-teman wartawan untuk menyelesaikan masalah ini," katanya.