Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Siap Deklarasikan Pembangunan Hybrid pada Januari 2016

Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan mengusung model pembangunan hybrid yang siap dideklarasikan pada Januari tahun depan.
Ilustrasi Situ Celeunca di Jawa Barat/Antara
Ilustrasi Situ Celeunca di Jawa Barat/Antara

Kabar24.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan mengusung model pembangunan hybrid yang siap dideklarasikan pada Januari tahun depan.

Dalam keterangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, pembangunan hybrid merupakan pembangunan berbasis daerah otonom kabupaten/kota yang dikolaborasikan dengan rencana provinsi untuk membangun pusat pertumbuhan baru berkonsep metropolitan.

Kepala Bappeda Jabar Deny Juanda Puradimaja menjelaskan, dalam pembangunan metropolitan tersebut, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota akan turut melibatkan kalangan akademisi, pelaku bisnis atau industri termasuk sektor perbankan, komunitas, dan media.

“Bangun jalan tol, jangan hanya karena macet. Kami membangun jalan untuk poros pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru, sehingga investasi akan masuk dan pergerakan ekonomi akan meningkat. Ini butuh peran seluruh pihak dalam konsep pentahelix,” katanya dalam seminar Review & Economic Outlook 2015-2016 yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Bank BJB, Kamis (3/12) malam.

Daerah metropolitan yang dicanangkan akan dibangun yakni metropolitan Bodebekkarpur (Bogor-Depok-Bekasi-Karawang-Purwakarta), Bandung Raya (Bandung-Kab.Bandung-Cimahi-Kab.Bandung Barat), dan Cirebon Raya (Cirebon-Kab.Cirebon-Majalengka-Indramayu).

“Tiga metropolitan ini sudah 36 tahun [umur] perdanya, lalu sekarang akan dijalankan. Jabar ke depan saya optimistis, nantinya ada percepatan pembangunan lewat metropolitan. Dana yang dibutuhkan itu Rp600 triliun,” tuturnya.

Dia mengatakan terhambatnya sejumlah pengerjaan proyek pembangunan di Jabar pada masa sebelumnya akibat kurangnya keterlibatan seluruh pihak dalam konsep pentahelix A-B-C-G-M yang meliputi academics (A), business (B), community (C), government (G), dan media (M).

Menurut Deny, persoalan finansial bukan masalah utama dalam proyek pembangunan di Jabar. Diyakininya potensi dana yang dapat terhimpun dari masyarakat sangat besar, apalagi dengan turut berkontribusinya bank daerah, dalam hal ini Bank BJB.

“Jumlah penduduk di Jabar itu ada sekitar 46 juta jiwa. Jika 2 juta jiwanya saja mengendapkan dana sebesar Rp1 juta sebulan, dalam setahun bisa terkumpul Rp24 triliun yang bisa dialokasikan untuk pembangunan. Finansial bukan masalah, tapi sinergi inilah yang harus dibangun,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper