Bisnis.com, JAKARTA—BHP Billiton Ltd., perusahaan pertambangan terbesar dunia, menyatakan ekspor baja asal China dalam priode Januari-Oktober 2015 telah meningkat lebih dari 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Andrew Mackenzie, Chief Executive Officer BHP Billiton Ltd., mengatakan produsen baja China yang saat ini menggenggam 50% produksi baja dunia sepanjang tahun ini diperkirakan dapat mengekspor hingga 110 juta ton.
“Mereka [China] ingin menjadi produsen sekaligus eksportir teratas di dunia. Keberhasilan produsen China meningkatkan ekspor ketika pertumbuhan ekonomi melambat yang berdampak pada penurunan permintaan menjadi sebuah kejutan,” ujarnya di kutip dari Bloomberg, Jumat (4/12/2015).
Kondisi ini bertolak belakang dengan perkiraan sejumlah produsen bijih besi. Bahkan, BHP Billiton Ltd. pada Agustus 2015 memangkas proyeksi produksi baja mentah China sebesar 15%, dengan perkiraan produksi dapat mencapai puncak antara 935 juta ton-985 juta ton pada pertengahan 2020.
Di pihak lain, Rio Tinto Group juga mengestimasi produksi China dapat mencapai 1 miliar ton pada 2030. “China akan memproduksi baja lebih banyak dari 600 juta ton per tahun,” tutur Mackenzie.
Di sisi lain, eksportir bijih besi seperti BHP dan Brazil Vale SA, terus meningkatkan volume ekspor di tengah pelemahan harga dunia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi biaya melalui pemenuhan utilitas tambang, pelabuhan dan kereta.
Hingga saat ini harga patokan dunia untuk komoditas ini telah jatuh hampor 80% dari puncak harga pada 2011. Salah satu penyebab karena pertumbuhan permintaan dari China yang notabene konsumen terbesar dunia tengah goyah.