Bisnis.com, SEMARANG—Bank Indonesia memprediksi tekanan harga enam bulan yang akan datang di Jawa Tengah relatif terkendali.
Hal ini tercermin pada Indeks Ekspektasi Harga enam bulan mendatang yang tercatat sebesar 135,0 atau turun 22,5 dari indeks pada bulan sebelumnya sebesar 157,5.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan optimisme terhadap terkendalinya kenaikan harga secara umum dipengaruhi oleh masa panen yang akan berlangsung di triwulan pertama 2016.
Adapun, penjualan eceran di Kota Semarang pada Oktober 2015 menunjukkan peningkatan setelah di September mengalami penurunan.
Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil Oktober 2015 yang naik sebesar 2,1% (month to month) menjadi 178,0 sementara di bulan sebelumnya turun -7,4%.
Dia mengatakan peningkatan didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat seiring bertumbuhnya perekonomian di Jawa Tengah.
Penjualan eceran pada Oktober 2015 meningkat, lanjutnya, terutama terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi (7,7% mtm), sandang (7,0% mtm), dan perlengkapan rumah tangga lainnya (5,4% mtm).
“Penjualan eceran pada November 2015 diperkirakan akan kembali menguat dibandingkan pertumbuhan di bulan Oktober 2015,” paparnya, Senin (30/11/2015).
Alasannya, kata dia, hal ini terlihat dari indeks penjualan riil pada November 2015 sebesar 185,1 atau tumbuh 4,0% (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan di bulan Oktober 2015.
Iskandar memaparkan peningkatan penjualan diperkirakan terjadi pada beberapa kelompok barang dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi (15,0% mtm), kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (4,6% mtm), dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau (4,2% mtm).
“Ekspektasi tekanan harga pada tiga bulan yang akan datang diperkirakan meningkat dari ekspektasi pada bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga tiga bulan mendatang yang tercatat sebesar 172,5 atau naik 10,0 poin dari indeks pada bulan sebelumnya sebesar 162,5,” katanya.
Ekspektasi harga tersebut erat kaitan dengan terbatasnya persediaan barang di tengah permintaan barang yang meningkat menjelang Tahun Baru.
El Nino yang sempat terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan mundurnya masa tanam dan berdampak pada keterbatasan pasokan terutama pada bahan pangan.