Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemprov Sumatra Selatan berencana membentuk lembaga khusus untuk memasarkan produk industri kecil menengah (IKM) berorientasi ekspor yang selama ini terkendala pemasaran.
Kepala UPTD Balai Pengembangan Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel, Afrian Joni, mengatakan lembaga itu nantinya bisa berupa badan usaha milik daerah (BUMD).
"Industri kecil menengah (IKM) itu selama ini memiliki posisi tawar yang rendah, lembaga ini nantinya diharapkan dapat membeli produk IKM itu dengan harga yang bersaing," katanya, Senin (9/11/2015).
Dia mengatakan pembentukan lembaga itu juga sebagai persiapan menyongsong masyarakat ekonomi Asean (MEA) 2015.
Menurut Joni, selama ini IKM belum sanggup menghadapi buyer besar, dengan lembaga ini nanti pelaku IKM itu akan dibantu memasarkan produk mereka secara lebih luas.
Dia mengemukakan, sebetulnya banyak produk IKM yang berpotensi menembus pasar ekspor namun selama ini masih terkendala.
"Apalagi nanti MEA akan dimulai, IKM Sumsel harus bisa bersaing dengan produk luar," katanya.
Berdasarkan data pemprov, saat ini jumlah IKM mencapai 34.000 industri dari berbagai sektor usaha.
Dari jumlah tersebut, 18.000 industri bergerak di sektor sandang dan pangan.
Khusus untuk sektor sandang, kata Joni, didominasi sekitar 60% merupakan industri songket.
"Selama ini ekspor songket tidak terdata karena volumenya kecil, hanya sebatas tentengan oleh-oleh wisatawan," katanya.
Joni menambahkan IKM Sumsel juga perlu membuat diversifikasi produk jika ingin bersaing di era MEA.
"Misalnya songket, jangan buat kain dan selendang saja tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan buyer," ujarnya.