Kabar24.com, MEDAN -- Pola relasi pemuda di masa kini dinilai telah mengalami perubahan.
Kapolda Sumut Irjen Pol Ngadino mengemukakan kalangan pemuda dewasa ini mengalami perubahan pola relasi kemasyarakatan akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi.
"Kondisi itu ibarat pisau bermata dua," kata Kapolda Sumut dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-87 di Lapangan KS Tubun Mapolda Sumut di Medan, Rabu (28/10/2015).
Di satu sisi, kata Kapolda, pesatnya perkembangan teknologi informasi itu membeikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan pemuda untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Namun pada sisi lain, kalangan pemuda juga mudah mendapatkan informasi yang bersifat destruktif, mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas, hingga aksi radikalisme dan terorisme.
Jika informasi destruktif itu tidak mampu disaring dengan baik, akan lahir generasi baru yang memiliki pola pikir serba instan, serta cenderung individualistik dan pragmatis.
Fenomena kurang baik itu mulai terlihat dengan munculnya aksi kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan kalangan pemuda belakangan ini.
Setelah ditelusuri lebih jauh, tidak sedikit aksi kejahatan itu bermula dari akses informasi yang mudah dan interaksi di berbagai media sosial yang menawarkan informasi beragam.
Dengan kemudahan dalam teknologi informasi yang dapat diakses 24 jam tersebut, tidak mudah bagi kalangan orang tua, guru, lembaga pendidikan, termasuk unsur negara dalam mengawasinya.
Karena itu, kata dia, gerakan revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo relevan untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan dan kemudahan yang ditawarkan dalam teknologi informasi tersebut.
Dengan revolusi mental untuk membangun karakter, Indonesia bisa mendapatkan pemuda yang tangguh dan kokoh dalam menghadapi dampak modernisasi dan globalisasi.
"Kita berharap pemuda Indonesia memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan terbaik secara jernih dan sesuai akal sehat," katanya ketika membacakan amanat Menpora Imam Nahrawi.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam revolusi mental itu adalah memberikan pendampingan dan motivasi agar pemuda dapat berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
"Bukan eranya lagi pemuda diawasi, dikekang, apalagi diintimidasi," kata Kapolda.