Bisnis.com, JAKARTA— Penggunaan Pesawat Kepresidenan BBJ-2 telah membantu pemerintah melakukan penghematan anggaran kunjungan kerja kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat.
Ari Dwipayana, Tim Komunikasi Presiden, mengatakan pemerintah telah menekan biaya yang diperlukan untuk perjalanan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat. Pasalnya, Presiden lebih memilih untuk menggunakan BBJ-2 dibandingkan dengan menyewa pesawat komersial lain.
“Komponen biaya yang dapat dihemat dengan menggunakan BBJ-2 bisa mencapai setengah dari biaya yang diperlukan untuk menyewa pesawat komersial,” katanya di Jakarta, Senin (26/10).
Untuk mengoperasikan BBJ-2, pemerintah hanya mengeluarkan biaya untuk kru pesawat, ground handling saat transit dan di tempat tujuan, bahan bakar, dan katering. Sementara itu, apabila menyewat pesawat komersial, pemerintah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk konfigurasi pesawat, biaya sewa, dan overhead yang dihitung per hari.
Biaya konfigurasi diperlukan karena pesawat komersial yang digunakan harus mengubah komposisi tempat duduk, dan kabin belakang yang dipersiapkan untuk kondisi darurat.
Kunjungan kerja ke Amerika Serikat sendiri merupakan perjalanan terjauh yang ditempuh oleh BBJ-2 sejak pertama kali digunakan pada April 2014. Sebelumnya, BBJ-2 mencatat Jedah, Arab Saudi sebagai tujuan terjauh yang ditempuhnya.
Perjalanan ke Jedah, Arab Saudi dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam lawatannya ke tiga negara Timur Tengah.
Dalam perjalan ke Amerika Serikat, Presiden Jokowi dan rombongan harus melakukan dua kali transit, karena BBJ-2 hanya dapat melakukan penerbangan maksimal 10 jam.
Sekedar diketahui, Pesawat Kepresidenan BBJ-2 bertipe 737-800 Boeing Business Jet 2. Pesawat tersebut dibeli pemerintah pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan harga sekitar Rp820 miliar.