Kabar24.com, WASHINGTON - Seorang remaja meretas surat elektronik pribadi milik Direktur CIA, John Brennan, dan mencuri berkas-berkas sensitif seperti aplikasi sangat rahasia untuk izin keamanan, demikian dilaporkan oleh surat kabar New York Post, Selasa (20/10/2015).
Jika benar, maka cerita tersebut akan menjadi keadaan yang sangat memalukan bagi Brennan dan CIA, dan terjadi hanya beberapa bulan setelah pengawasan intens secara nasional terhadap Hillary Clinton atas pemakaian server surat elektronik pribadi ketika dia menjabat sebagai menteri luar negeri.
Menurut New York Post, sang peretas yang mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai seorang siswa SMA di AS itu telah menghubungi koran tersebut untuk memberitakan penemuannya.
Yang tersimpan di dalam akun surat elektronik pribadi milik Brennan adalah beberapa berkas penting termasuk aplikasi izin keamanan sejumlah 47 halaman, ujar peretas tersebut kepada New York Post pada Minggu.
Dalam serangkaian Tweet dari akun Twitternya -- @phphax -- sang peretas mengejek pihak berwajib dan menunjukkan suntingan gambar yang tampaknya seperti informasi penting pemerintah.
Akun tersebut merujuk "CWA", singkatan dari "Crackas With Attitude" yang dia maksudkan kepada dirinya dan teman-teman sekelasnya.
Remaja tersebut mengatakan bahwa dirinya bukan seorang Muslim tetapi tetap melakukan peretasan tersebut karena dirinya menentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan mendukung Palestina.
Selain meretas akun AOL milik Brennan, dia mengaku bahwa dia mengincar Sekretaris Menteri Departemen Keamanan Dalam Negeri, Jeh Johnson, dengan cara mengakses penyedia jasa internetnya dan mendengarkan pesan suaranya.
CIA tidak langsung merespon permintaan pernyataan pada Senin namun telah menyampaikan masalahnya kepada pihak berwajib.
Seorang juru bicara Keamanan Dalam Negeri mengatakan bahwa mereka mengetahui tentang adanya laporan media, namun dikarenakan peraturan yang ada, mereka tidak memberikan komentar apapun tentang keamanan pribadi milik menteri.
Menurut CNN, FBI dan Dinas Rahasia tengah menyelidiki laporan tersebut.
New York Post menyatakan bahwa peretas tersebut mengakses dengan proses yang disebut "teknik sosial" dimana dia menipu pekerja Verizon untuk membocorkan informasi pribadi milik Brennan kemudian meyakinkan AOL untuk me-reset kata kuncinya.
Keamanan data pemerintah AS masih belum pulih setelah adanya kejadian serupa yang menerobos database pemerintah Amerika Serikat dan mencuri informasi pribadi dari pemeriksaan latar belakang sebanyak 21.5 juta jiwa. []