Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Imigran Pencari Suaka Mogok Makan di Pekanbaru

Ratusan Imigran Pencari Suaka Mogok Makan di Pekanbaru
Petugas Imigrasi Kota Langsa menyita ratusan handphone atau ponsel milik Imigran Rohingya di tempat penampungan sementara Desa Bayeun, Rantoe Seulamat, Aceh Timur, Aceh, Rabu (17/6/2015)./Antara-Syifa Yulinnas
Petugas Imigrasi Kota Langsa menyita ratusan handphone atau ponsel milik Imigran Rohingya di tempat penampungan sementara Desa Bayeun, Rantoe Seulamat, Aceh Timur, Aceh, Rabu (17/6/2015)./Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, PEKANBARU—Sebanyak 120 orang imingran pencari suaka melakukan aksi mogok makan di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru sebagai aksi protes mereka terhadap PBB (United Nation), Senin (19/10/2015).

Seorang imigran asal Afganistan Syah Wali Syahab mengatakan sudah enam hari mereka melakukan aksi mogok makan. Mereka merasa kecewa dengan sikap United Nation High Comissioner Refugee (UNHCR) karena tidak memperhatikan nasib mereka yang tergolong legal dan memegang Refugee Card.

“PBB berjanji akan mengirimkan kami yang memiliki kartu ini ke negara penampung. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan,” ungkapnya menggunakan Bahasa Inggris, Senin (19/10/2015).

Syah mengatakan bahwa imigran pencari suaka di Makassar sudah dikirim ke negara penampungan. Imigran di Makassar hanya menunggu beberapa bulan saja. Sedangkan di Pekanbaru, ada yang mencapai tiga tahun.

Negara penampung imigran yang ada di Indonesia saat ini adalah Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru. Di negara penampung, imigran hidup layaknya rakyat biasa, diberi kartu penduduk, pekerjaan dan pendidikan.

"Tidak seperti di sini [Pekanbaru], hidup kami dibiayai UNHCR dan IOM. Kerja disini cuman makan dan minum," tambah pria 30 tahun ini.

Hingga Senin sore, imigran tersebut masih melakukan aksi mogok makan. Mereka berkumpul membuat tenda di luar penginapan yang disediakan pemerintah. Imigran-imigran itu berasal dari berbagai negara, seperti Afganistan, Pakistan, Myanmar dan negara-negara perang lainnya. Mereka tidak akan bubar sampai ada pihak UNHCR yang menemui mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper