Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Survei: 54,7% Masyarakat Tak Puas Kinerja Jokowi-JK

Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) memaparkan hasil survei dan diketahui bahwa sebagian besar masyarakat tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Presiden Joko Widodo, dan Wapres Jusuf Kalla. /Antara
Presiden Joko Widodo, dan Wapres Jusuf Kalla. /Antara

Kabar24.com, JAKARTA-- Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) memaparkan hasil survei dan diketahui bahwa sebagian besar masyarakat tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Dari survei yang telah kami lakukan sebanyak 54,7 persen masyarakat tidak puas terhadap kinerja Jokowi-JK," kata Juru Bicara Kedai Kopi Hendri Satrio dalam sebuah kegiatan diskusi politik di Jakarta, Minggu (18/10/2015).

Survei dilakukan dalam rangka menghitung tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah menjelang masa satu tahun pada 20 Oktober mendatang.

Sebagian besar responden merasa tidak puas pada tiga hal, antara lain harga kebutuhan pokok yang tinggi (35,5 persen), pelemahan nilai tukar rupiah (23,7 persen), dan lambannya penanganan kabut asap (11,8 persen).

"Sisanya publik merasa tidak puas karena harga BBM yang mahal, susahnya lapangan kerja, kinerja menteri yang tidak bagus, biaya kesehatan yang tidak terjangkau, dan sebagainya," ujarnya.

Hendri menjelaskan, apabila melihat faktor yang menyebabkan ketidakpuasan publik tersebut, maka ada kemungkinan Presiden Jokowi akan melakukan "reshuffle" jilid dua.

Survey tersebut dilakukan terhadap 384 responden yang tersebar secara proporsional di seluruh Indonesia, dengan perbandingan 52 persen di Pula Jawa dan 48 persen dari luar Jawa.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 14-17 September melalui wawancara telepon. Dengan menggunakan 384 responden,

"Margin of error" kurang lebih lima persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” tambah Hendri.

"Ada beberapa menteri terkait yang mendapat sorotan oleh masyarakat sehubungan dengan harga bahan pokok, rupiah, kabut asap, dan BBM.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper