Bisnis.com, JAKARTA-- Monsanto Co, salah satu perusahaan benih dan agrokimia terbesar dunia, mengumumkan pengurangan 2.600 tenaga kerja sekaligus merestrukturisasi operasi perusahaan di tengah lesunya bisnis komoditas.
Perusahaan tersebut, yang menyebutkan bahwa turunnya harga produk pertanian akan mengurangi keuntungan perusahaan hingga tahun depan, juga melaporkan kerugian per kuartal yang jauh lebih besar dan menyebutkan prospek usahanya di bawah perkiraan para analis.
"Pengurangan tenaga kerja itu akan menurunkan jumlah tenaga kerja reguler perusahaan sebesar 11,6%," menurut keterangan pers Monsanto sebagaimana dikutip newchannelasi.com, Kamis (8/10/2015).
Restrukturisasi global juga akan meliputi keluarnya perusahaan dari bisnis tebu selain mengurangi kegiatan riset dan pengembangan untuk kepentingan komersil.
Untuk meningkatkan kepercayaan investor, Monsanto mengumumkan program pembelian kembali saham akselerasi senilai US$3 miliar yang disebut Chairman Hugh Grant akan diselesaikan enam mendatang . Saham perusahaan itu, yang anjlok hingga 4,3% pagi kemarin, tidak banyak berubah hingga menjelang siang.
Monsanto memperkirakan biaya restrukturisasi akan mencapai US$850 juta hingga US$900 juta. Bila upaya itu selesai, perusahaan akan bisa menghemat hingga US$400 juta per tahun.