Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyebut kritik terhadap pemerintah disebutnya sebagai jurus ‘rajawali ngepret’.
Ia menjelaskan hal itu di kompleks Istana Kepresidenan seusai bertemu Presiden Joko Widodo. Saat itu Rizal yang sedang melayani wawancara tiba-tiba ngobrol dengan sejumlah pemimpin redaksi media yang akan bertemu Jokowi.
Rizal kemudian bercerita : “Jurus Rajawali ngepret, bawa angin dari luar, yang lebih kencang ke dalam agar supaya terjadi perubahan ke dalam. Ini teori of change, yang suka baca bagaimana teori perubahan, kalau enggak keenakan, kita perlu kepret dikit. Nah setelah itu kita konsolidasi,” tuturnya, Rabu (19/8/2015) petang.
Jurus ‘rajawali ngepret’ sama halnya shock therapy yang terbukti manjur dalam melakukan perubahan institusi seperti Bulog. Di perusahaan bidang pangan itu, Rizal melakukan perombakan pejabat.
“Di mana pun saya berada saya shock therapy dulu, kepret dulu. Di bulog kan gitu dulu, kita kepret dulu, biar habis itu kita pindahkan pejabat-pejabat yang main di daerah basah kita pindahkan ke daerah kering, yang kering kita pindahkan ke basah,” katanya.
Langkah itu ternyata menghemat anggaran hingga Rp1,5 triliun hingga bisa membeli pesawat Sukhoi pertama. Nah, Rizal menilai jurus itu merupakan bagian dari revolusi mental.
“Yang dibeli pesawat Sukhoi yang pertama duitnya dari kita hemat. nah tekniknya itu selalu kalau kita mengubah sesuatu, revolusi mental, kita kepret dulu,” ujarnya.
Komentar kontroversialnya telah membuat Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla angkat bicara. Presiden mengatakan Menko bertugas mencari solusi dalam mewujudkan target pemerintah dan Wapres JK minta Rizal untuk mempelajari program sebelum berkomentar.
Rizal pun sedikit menurunkan tensi jurus kritik rajawali ngepret. “Tapi jangan terlalu diramein,” pintanya.