Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemdikbud Dorong Pemda Lakukan Pemetaan Kelas Rusak

Sekretaris Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Dikdasmen Kemendikbud), Thamrin Kasman menyatakan Kemendikbud setiap tahun memiliki program renovasi pembangunan bagi sekolah yang rusak, dengan nama program rehabilitas sekolah. Kemdikbud berharap ada kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pemetaan sekolah yang sudah Kemdikbud renovasi.
Ilustrasi sekolah rusak/Antara
Ilustrasi sekolah rusak/Antara

Bisnis.com, JAKARTA –  Sekretaris Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Dikdasmen Kemendikbud), Thamrin Kasman menyatakan Kemendikbud setiap tahun memiliki program renovasi pembangunan bagi sekolah yang rusak, dengan nama program rehabilitas sekolah. Kemdikbud berharap ada kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pemetaan sekolah yang sudah Kemdikbud renovasi. 

“Tiap tahun kita berikan program rehabilitas sekolah, tapi karena populasinya sangat banyak dan banyak yang rusak. Kemampuan kita tidak sekaligus, tapi bertahap,” ungkapnya di kantor  Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Dikatakannya, untuk program rehabilitas sekolah pada tahun ini. Bebeberapa daerah sudah berjalan, misalnya renovasi ruang kelas di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hanya saja, Thamrin menuturkan, pihaknya tidak hapal daerah-daerah yang sudah Kemdikbud lakukan untuk program rehabilitasi sekolah.

“Jadi kita mendata dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sekolah, ketika ada ruangnya rusak, dua atau tiga misalnya. Kita rekap menjadi jumlah (ruang) kelas yang rusak dikabupaten atau kecamatan,” katanya. 

Untuk itu, Kemdikbud meminta kepada Pemda juga bisa memetakan, daerah-daerah atau sekolah-sekolah mana saja yang sudah dilakukan program rehabilitasi. Mengingat tujuanya program ini diberikan kepada masyarakat, sehingga peran media disini harus dapat mengadvokasi Pemda dalam melakukan program sekolah rusak, untuk dilakukan renovasi. 

Sementara hingga sekarang keadaan infrastruktur sekolah tingkat SD dan SMP diseluruh Indonesia masih dibawah 10% kurang baik, diantaranya sebanyak 184 ribu sekolah SD perlu direnovasi ruang kelasnya dan untuk tingkat SMP sebanyak 13 ribu sekolah.

Konsultan Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia, Totok Amin Soefijanto mengatakan dengan keberadaaan sekolah yang tidak baik atau mengalami kekurangan fasilitas, bahkan sekolah yang perlu dilakukan rehabilitas jelas sangat berpengaruh proses belajar mengajar dikelas. “Sekolah yang tidak nyaman mempengaruhi kenyaman daya serap siswa terhadap proses belajar, tetapi bila semua diatasi segara. Butuh biaya besar misalnya semua sekolah diperbaiki, tetapi selagi dalam posisi itu, kita  bisa memperdayakan guru-gurunya,’ ungkapnya.

Deputi Rektor bidang Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan di Universitas Paramadina itu menuturkan, belajar merupakan proses memperkaya imajinsai dan proses memperkaya pikiran. Sedangkan dalam proses belajar sendri dipengaruhi dua hal besar, yaitu guru sebanyaj 30% dan murid sebanyak 40%.

“Bayangkan kalau guru kita bagus, kan suasana kelasnya menyenangkan, meski fasilitas yang terbatas ini, seperti guru dalam film Laskar Pelangi,” tuturnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper