Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Jasa dan Perdagangan Masih Tawarkan Daya Tarik

Meski sempat menunjukkan perlambatan pada kuartal II/2015, sektor perdagangan besar dan eceran diprediksi masih menjadi salah satu penopang perekonomian Sulawesi Utara.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, MANADO- Meski sempat menunjukkan perlambatan pada kuartal II/2015, sektor perdagangan besar dan eceran diprediksi masih menjadi salah satu penopang perekonomian Sulawesi Utara.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut)  melambat menjadi 6,27% per kuartal II/2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 7,32%. 

Beberapa lini bisnis yang menjadi penyumbang terbesar perlambatan itu antara lain perdagangan besar dan eceran, pertanian, kehutanan, perikanan, jasa keuangan dan asuransi.

“Jika dilihat dari proporsi kredit yang kami miliki, sektor perdagangan masih menjadi primadona. Sebaliknya, sektor perikanan, pertanian, dan perkebunan justru banyak menghasilkan kredit bermasalah,” kata Pemimpin Wilayah Manado Bank  Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Yoshua Palti H. di Manado.

Per semester I/2015, BRI Kantor Wilayah Manado yang menaungi Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara mencatat telah menyalurkan kredit hingga Rp20,65 triliun atau tumbuh 8,8% dibandingkan semester I/2014.

Adapun, kredit konsumtif masih mendominasi portofolio sebesar Rp 13,106 triliun, sedangkan sisanya merupakan kredit produktif sebesar Rp7,519 triliun. Jika dirinci, kredit konsumtif tersebut terdiri dari konsumtif mikro Rp7,829 triliun, konsumtif ritel Rp4,886 triliun, dan konsumer Rp391 miliar.

“Terus terang, khusus kasus di Sulawesi Utara, kami susah untuk mendapatkan dana murah. Itu terlihat lagi tingkat loan to deposit rate (LDR) hampir 200% karena sumber dananya kami peroleh dari Pulau Jawa dan disalurkan ke sini,” tambahnya.

Sementara itu pada paruh kedua tahun ini, BNI berencana menyasar beberapa sektor unggulan keempat provinsi tersebut yaitu pertanian, pengolahan pertanian, jasa pendukung infrastruktur, dan pertambangan.

Namun, tetap saja, sektor jasa perdagangan dinilai masih akan memberikan kontribusi dominan dari sisi kredit mengingat tingkat konsumerisme Sulut cukup tinggi.

Sebaliknya, proporsi kredit yang dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Manado justru didominasi oleh sektor produktif yang mencapai 60% sedangkan sisanya adalah konsumtif. Merujuk pada tren perlambatan ekonomi nasional, Johnny R. Tampubolon, CEO BNI Wilayah Manado mengakui hal tersebut juga mempengaruhi kinerja perseroannya.

“Perdagangan masih dominan dalam portofolio BNI Kanwil Manado. Kami juga fokus untuk menjaga perolehan dana murah di tengah perlambatan ekonomi saat ini. Untuk wilayah Manado, rata-rata dana murah (current account and saving account/CASA) masih dibawah nasional,” ucapnya.

Untuk menghimpun dana murah yang cukup masif, dirinya mengemukakan BNI berupaya untuk menjadi lembaga keuangan bukan lagi perbankan dalam melayani nasabah. Pasalnya, kebutuhan nasabah semakin kompleks.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper