Kabar24.com, MANADO—Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) kuartal II/2015 melambat menjadi 6,27% dibandingkan dengan kuartal II tahun lalu sebesar 7,32%.
Dekky Tiwang, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Sulut, menuturkan perlambatan pertumbuhan ekonomi itu disebabkan adanya perlambatan di sejumlah sektor, seperti perdagangan besar dan eceran; pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta jasa keuangan dan asuransi.
Bahkan, menurutnya, penjualan mobil dan motor baru di provinsi itu terkontraksi sekitar 30% yang mengindikasikan daya beli masyarakat terganggu.
Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang melambat itu diduga karena moratorium transshipment.
“Dari 54 perusahaan pengolahan perikanan, kini yang beroperasi hanya empat,” katanya, Rabu (5/8/2015).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi 6,27% secara year on year itu ditopang oleh sektor informasi dan komunikasi 9,53%, diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 9,52%, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial 9,39%.
Menurut dia, pertumbuhan lapangan usaha informasi dan komunikasi disebabkan adanya penambahan pembangunan base transceiver station (BTS) jaringan 4G LTE oleh operator telekomunikasi serta penambahan pengoperasian jaringan broadband kabel optik di Kawasan Indonesia Timur.