Kabar24.com, JAKARTA-- Gunung Raung yang menunjukkan peningkatan aktivitas tak perlu dikhawatirkan akan meletus hebat seperti Gunung Merapi pada 2010.
SIMAK: Ini Puncak Gunung Batu yang Bikin Heboh di Instagram
Hal tersebut karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. SIMAK: PILKADA TOBA SAMOSIR 2015: Balon Ini Dipalaki Rp1,6 Miliar
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono atau akrab dipanggil Mbah Rono, bahwa Gunung Raung memiliki karakteristik letusan strombolian.
BACA JUGA: PILKADA SERENTAK 2015: Nasib 83 Daerah Belum Jelas
"Bisa dilihat abu Gunung Raung itu hitam, bukan putih seperti Merapi atau Kelud. Warnanya hitam karena suhunya panas sekali dan membakar habis semua yang dilewati sampai gosong," kata Mbah Rono, Senin (3/8/2015).
Suhu di dalam perut Raung yang mencapai 300 derajat Celcius membuat magma yang dikandungnya sangat encer, sehingga tekanannya rendah.
SIMAK: PILKADA DEPOK 2015: PDIP Diduga Peras Balon Rp300 Juta
Letusan tipe strombolian berupa lava yang cair tipis, material pijar, serta gas tidak terlalu kuat, tapi bersifat terus-menerus dan berlangsung lama. Letusan yang berlangsung lama ditandai dengan suara yang mengguruh dari dalam kawah.
BACA JUGA: KORUPSI UPS: Ahok Tantang Dewan soal Interpelasi
"Ibaratnya seperti balon. Ledakan antara balon yang diisi dengan gas dengan balon yang diisi dengan air tentu berbeda. Gunung Merapi itu seperti balon gas, tekanannya kuat sehingga ledakannya juga eksplosif," kata Mbah Rono.
Berbeda dengan tipe merapi yang magmanya kental, Mbah Rono menjelaskan bahwa tenaga yang dibutuhkan tentu lebih besar untuk mendorong magma yang mengental tersebut. Material yang dimuntahkan oleh tipe merapi berupa awan panas yang mematikan.
Mbah Rono mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Raung tidak perlu cemas karena Gunung Raung tidak akan meledak. Dampak abu vulkanik hanya dalam radius 3 km dan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Aktivitas Gunung Raung kembali meningkat hari Minggu (2/8/2015). Energi letusan pada hari itu melampaui puncak erupsi yang terjadi pada 8 Juli 2015, dengan semburan material mencapai 100 meter dari bibir kawah.