Kabar24.com, JAKARTA -- Masyarakat diminta tak terpancing pemberitaan-pemberitaan provokatif terkait insiden kekerasan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.
"Masyarakat jangan mudah termakan dengan berita-berita yang simpang siur. Mari kita sama-sama meredam persoalan ini," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Fuad Basya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/7/2015).
Fuad melihat kejadian ini bukanlah konflik antaragama melainkan perbuatan kriminal yang dilakukan oknum tertentu.
"Yang dilakukan dengan emosional tinggi dan tidak bisa dikendalikan saat hari raya, sehingga dikaitkan seolah-olah konflik agama," katanya.
Menurut dia, dari kejadian tersebut ada pihak yang tidak menginginkan kemajuan di Indonesia, sehingga berbagai cara dilakukan agar Indonesia mengalami kemunduran.
"TNI imbau, mari percayakan semua proses ini ke Polri, termasuk TNI sendiri. Kami akan bantu apa yang dibutuhkan," katanya.
"Tadi Panglima TNI berpesan, kita sudah puasa 30 hari. Apa yang diharapkan dari ini adalah kesolehan sosial dan ritual. Jika sudah begitu akan menjadi manusia ikhlas dan sabar."
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian yang pernah menjabat Kapolda Papua mengatakan kerusuhan Tolikara bukan bermotif agama. Pasalnya, warga Papua sendiri sangat toleran dan moderat.
"Belum ada konflik agama di sana tidak ada," katanya usai selepas pertemuan Musyawarah Pimpinan Daerah DKI Jakarta dengan tokoh agama, masyarakat, dan pemuda di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (21/7/2015).
Para uskup di sana sambung Tito, moderat begitu meletusnya peristiwa yang terjadi saat pelaksanaan salat id itu mereka mengecam dan mengutuk insiden tersebut.
"Banyak kalangan gereja mengutuk dan mendorong penegakan hukum," katanya.