Bisnis.com, Jakarta — Pelukis senior sekaligus kenamaan Srihadi Soedarsono akan mengungkap bagaimana sentimen antara seniman penganut mazhab Bandung dan mazhab Yogyakarta, dari masa ke masa.
Hal tersebut akan dilakukannya dalam acara ceramah bertajuk Saya Dan Seni Lukis Indonesia di Galeri Salihara Jakarta Selatan pada 15 September 2015, pukul 19.00 WIB.
Diakuinya, berada di tengah-tengah persaingan dan sentimen antara pelukis berpaham Bandung yang erat dengangaya abstraknya, dan pelukis Yogyakarta dengan realismenya, telah menimbulkan pengalaman sendiri baginya.
Seperti diketahui, Srihadi bukan hanya murid S. Sudjojono, yang berprinsip jiwa ketok dalam lukisan, tapi juga murid Ries Mulder, pendiri seni rupa ITB yang menanamkan prinsip abstrakisme. Karya-karya Srihadi pun memperlihatkan tarik-menarik sekaligus perpaduan antara dua mazhab tersebut.
Konfilk tersebut sebenarnya adalah sebagian dari pengalaman panjangnya sebagai pelukis nusantara. Selain membicarakan konflik tersebut, Srihadi juga akan memberikan ceramah tentang perjalanan hidupnya sebagai pelukis.
Mulai dari menjadi anggota termuda Seniman Indonesia Muda (SIM), menjadi anggota Tentara Pelajar dan mendokumentasikan sejumlah peristiwa sejarah yang penting, hingga menjadi guru besar ITB, dan terus melukis hingga pada usia 84 tahun.
Srihadi sendiri saat ini tengah mempersiapkan pameran tunggalnya di Galeri Nasional Indonesia, yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.