Kabar24.com, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengatakan alat pendeteksi kebohongan akurasinya sangat bergantung pada orang yang diperiksa, sehingga diperlukan bantuan ahli dalam mengusut kasus pembunuhan bocah delapan tahun Engeline alias Angeline di Bali.
"Orang yang sering berbohong bisa juga mengelabui lie detector, maka itu kita lengkapi keterangan ahli," kata Badrodin di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (17/6/2015).
Badrodin mengungkapkan ahli nantinya dapat membaca keterangan seseorang berbicara benar atau tidak melalui gerakan-gerakan tertentu yang mengartikan lain.
Kepolisian RI meminta bantuan kriminolog Universitas Indonesia Prof. Ronny Nitibaskara dalam mengungkap kasus pembunuhan bocah berumur delapan tahun Engeline di Bali.
Seperti dilaporkan Polda Bali saat ini tengah mengkaji hasil tes deteksi kebohongan yang dilakukan kepada dua tersangka pembunuhan Engeline, Agus dan dugaan penelantaran anak Margriet.
"Ini masih kami kaji karena menggunakan alat harus ada ahlinya, ahlinya harus menganalisa sedangkan kami menyidik," kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie di Denpasar, Rabu.
Ronny mengungkapkan, Agus dan Margriet sudah diperiksa menggunakan lie detector atau alat pendeteksi kebohongan pada Selasa (16/6) dan salah seorang saksi berinisial AA.
Ketiganya diperiksa oleh penyidik Polda Bali dan Polresta Denpasar dibantu oleh petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri yang bertugas menganalisa hasil pemeriksaan terhadap dua tersangka dan satu saksi itu.
Kendati demikian pihaknya belum memberikan keterangan kapan analisa hasil tes kebohongan itu akan selesai.