Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOCAH ANGELINE DIBUNUH: Tangis dan Doa di Pemakaman Angeline

Ribuan pelayat mengantarkan jenazah Angeline ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Desa Tulungrejo, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sejumlah gambar Angeline, bocah korban kekerasan, ditampilkan melalui layar dalam Sprites Art and Creative Biennale 2015 Moment #1 di Pantai Tandjung Sari, Sanur, Bali, Selasa (16/6)./Antara
Sejumlah gambar Angeline, bocah korban kekerasan, ditampilkan melalui layar dalam Sprites Art and Creative Biennale 2015 Moment #1 di Pantai Tandjung Sari, Sanur, Bali, Selasa (16/6)./Antara

Kabar24.com, BANYUWANGI-- Ribuan pelayat mengantarkan jenazah Angeline ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Desa Tulungrejo, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.

Jenazah bocah malang itu dimakamkan Selasa (16/6/2015), sekitar pukul 20.00 WIB. Jenazah Angeline tiba di rumah neneknya Dusun Wadungpal, Desa Tulungrejo, pukul 19.27 WIB. Peti Angeline ditempatkan di halaman rumah. Pelayat ikut memadati rumah nenek Angeline yang berada di gang sempit.

Pemakaman bocah delapan tahun itu disaksikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, pejabat setempat, guru Angeline dan kerabat. Bahkan seorang pelayat datang langsung dari Denpasar sambil membawa gitar.

Pria bernama Pak Ogah ini mengaku lima hari menjaga jenazah Angeline di RSUP Sanglah, Denpasar.

“Semoga tak ada lagi anak-anak Indonesia lain yang bernasib seperti Angeline,” kata Pak Ogah meratap di pusara Angeline.

Hadirnya ribuan pelayat sempat mengganggu prosesi pemakaman. Ribuan warga itu memenuhi area makam yang terletak 200 meter dari rumah nenek Angeline, Misyah. Berulang kali petugas meminta warga menjaga jarak dari liang lahat.

Lantunan Doa

Begitu jenazah Angeline memasuki liang lahat pelayat melantunkan doa-doa. Tangis pun pecah dari keluarga Angeline. Proses pemakaman sekitar sejam. Setelah dikuburkan, warga pun berebut meletakkan karangan bunga dan boneka.

Ibu kandung Angeline, Hamidah, tak mengikuti proses pemakaman karena keburu pingsan. Dia siuman dua jam berselang, setelah Angeline selesai dimakamkan. Hingga pukul 21.30, Hamidah hanya terbaring di kamar belakang.  

Meski matanya terbuka, namun tak sepatah kata pun keluar dari mulut ibu empat anak itu.

“Hamidah masih syok,” kata Luh Putu Anggraeni, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Denpasar.

Kondisi Hamidah masih lemah saat jenazah Angeline dipulangkan dari Bali.

Beberapa hari ini ia jarang makan,” kata Luh Putu yang mendampingi Hamidah.

Dari suami pertamanya, Achmad Rosyidi, Hamidah memiliki tiga anak termasuk Angeline. Kakak dan adik Angeline dirawat oleh neneknya. Setelah berpisah dari Rosyidi, Hamidah kemudian menikah dengan lelaki lain dan memiliki satu anak.

Keluarga di Banyuwangi tak pernah berjumpa dengan Angeline. Sejak usia tiga hari, bocah malang itu sudah diadopsi oleh keluarga Margrieth. Hamidah akan menyelesaikan pembuatan akta kelahiran tiga anaknya yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper