Bisnis.com, SHANGHAI--Penyedia layanan transportasi kontroversial, Uber Technologies Inc berencana menanamkan modal lebih dari US$1 miliar di China tahun ini.
Melalui investasi tersebut, Uber berupaya meraup potensi pasar raksasa di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Dalam sebuah surel untuk investor, Kepala Uber Travis Kalanick mengatakan China adalah prioritas utama. Saat ini, Uber membukukan hampir sejuta perjalanan per hari di Negeri Panda itu.
"Sejak peluncuran pada Februari 2014, masyarakat ternyata menyambut Uber lebih dari yang kami perkirakan," kata Kalanick, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (12/6/2015).
Seorang pejabat Uber di wilayah tersebut mengonfirmasi kebenaran surel itu tetapi menolak disebutkan identitasnya. Sementara, juru bicara Uber di China enggan berkomentar.
Lebih lanjut Kalanick menambahkan Uber berencana meluncurkan layanannya di lebih dari 50 kota di China pada 2016 dan ada peluang besar untuk bertumbuh lebih tinggi. Hingga saat ini, Uber beroperasi di sebelas kota di China.
"Sejujurnya, China merepresentasikan salah satu peluang terbesar bagi Uber, lebih besar dibandingkan dengan AS," kata Kalanick.
Namun, dia mengakui Uber harus bersaing ketat dengan taksi domestik, seperti Didi Kuaidi yang didukung oleh perusahaan Internet raksasa yakni Tencent Holdings Ltd dan Alibaba Group Holdings Ltd. (Reuters/Ardhanareswari)