Kabar24.com, SOLO-- Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ditunjuk sebagai atur pambagyaharja atau pidato ucapan selamat datang dari pihak keluarga kepada tamu undangan dalam resepsi pernikahan putra presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda, Kamis (11/6/2015).
Rudy, sapaan akrab wali kota ketika dijumpai solopos.com di Balai Kota, Selasa (9/6/2015), mengaku ditunjuk mewakili pihak keluarga untuk berpidato di depan tamu undangan.
Bagi masyarakat Jawa, atur pambagyaharja pada umumnya adalah seseorang yang ditunjuk untuk mewakili sang pemangkugati berpidato di depan tamu undangan.
“Tidak ada persiapan apa-apa. Saya ditunjuk jadi atur pambagya malah senang,” kata Rudy.
Rudy memang sudah terbiasa menjadi atur pambagyaharja di setiap acara pernikahan saudara maupun kerabat dekat, sehingga saat kali pertama diminta menjadi atur pambagyaharja untuk acara pernikahan Gibran dan Selvi, Rudy pun langsung menerimanya. Kali ini, yang spesial adalah menjadi atur pambagyaharja untuk acara pernikahan anak Presiden.
“Sama saja dengan yang lain. Gur iki spesiale anak presiden. Nanti saya dari pagi sampai malam pakai bahasa Jawa halus,” kata dia.
Rudy mengaku akan menggunakan pakaian beskap jawi jangkep berwarna hitam dalam acara tersebut. Pakaian ini sengaja dibuat baru khusus untuk pernikahan Gibran dan Selvi. Selain pakaian beskap jawi jangkep, Rudy juga menyiapkan satu pakaian lainnya, yakni beskap landung.
Beskap tersebut akan digunakan pada acara siraman di pihak keluarga calon mempelai pria di Sumber, Rabu (10/6/2015) pagi. Mantan rekan duet Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo ini memang dilibatkan dalam setiap prosesi pernikahan Gibran dan Selvi.
“Nanti saya ikut prosesi siraman di rumah Mas Gibran. Mungkin ibu [istri wali kota] akan ikut siraman di rumah pihak perempuan,” kata Rudy.Prosesi siraman akan digelar di kediaman baik calon mempelai putri maupun calon mempelai pria. Prosesi siraman akan dilakukan pukul 09.00WIB -12.00 WIB. Sebelumnya akan dilakukan pemasangan bleketepe, yaitu anyaman dari daun kelapa (janur) yang merupakan simbolis sebagai “peneduh”.
Dulunya digunakan untuk para tamu yang tidak bisa ditampung keseluruhan didalam rumah yang punya hajat, namun sekarang ini diganti dengan tenda yang berwarna warni. Baru kemudian dilakukan prosesi siraman.