Kabar24.com, JAKARTA -- Sekretariat Negara memiliki sejumlah data yang menjadi dasar penunjukkan Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala BIN menggantikan Marciano Norman.
Mensesneg Pratikno mengemukakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Letjen (Purn) Sutiyoso memiliki berbagai pengalaman bidang intelijen, sehingga mengajukannya sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
"Dari CV, beliau dianggap berpengalaman di bidang intelijen, juga memiliki pendidikan seperti pertempuran dan bidang strategi," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (10/6/2015).
Pratikno menyebutkan pada Selasa (9/6) Presiden Jokowi sudah mengirimkan surat ke DPR untuk mengajukan calon Kepala BIN yang baru.
"Presiden minta pertimbangan untuk Kepala BIN yang baru, dan mengajukan Letjen (Purn) Sutiyoso," ujarnya.
Menurut dia, pengalaman intelijen Sutiyoso, misalnya, pernah menjalankan tugas di Kalimantan Barat, kemudian Operasi Flamboyan di Timtim.
"Juga pernah menjadi intel GAM tertutup," ungkapnya.
Ia menyebutkan Sutiyoso mempunyai kompetensi untuk posisi Kepala BIN.
"Beliau juga berpengalaman di bidang lain sebagai Pangdam Jaya, Danrem, juga pengalamn sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk dua periode," tukasnya.
Ketika ditanya apakah posisi itu merupakan bagi-bagi jatah, Pratikno mengatakan Presiden tetap mengutamakan integritas.
Mengenai posisinya di parpol yaitu PKPI, apakah harus keluar, Pratikno mengatakan akan dilihat perkembangannya.
Ia menyebutkan penunjukan Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN tanpa melalui tim seleksi. "Presiden sendiri yang menyeleksi," tegasnya.