Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Komentar JK Soal Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penunjukkan KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI didasarkan pada pertimbangan yang terbaik dan arif oleh Presiden Joko Widodo.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Gatot Nurmantyo (tengah) senam bersama jajaran di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (27/5). Olahraga bersama Kasad yang melibatkan TNI dan Polri se Garnisum Makassar sebagai wujud solidaritas dan sinergitas antar lembaga. /ANTARA
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Gatot Nurmantyo (tengah) senam bersama jajaran di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (27/5). Olahraga bersama Kasad yang melibatkan TNI dan Polri se Garnisum Makassar sebagai wujud solidaritas dan sinergitas antar lembaga. /ANTARA

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penunjukkan KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI didasarkan pada pertimbangan yang terbaik dan arif oleh Presiden Joko Widodo.

"Itukan Presiden tentu secara arif memilih yang terbaik. Semuanya baik tapi tentu ada yang paling baik," ujarnya seusai acara Rakornas ASN Kepegawaian 2015, Rabu (10/6/2015).

Menurut JK, pengajuan nama Gatot telah sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur bahwa calon Panglima TNI harus memiliki pengalaman sebagai Kepala Staf Angkatan dan berpangkat bintang empat.

Kalla mengaku sempat mendiskusikan pencalonan KSAD dengan Presiden Jokowi sebelum diajukan secara resmi kepada DPR untuk mendapatkan restu anggota dewan.

"Selalu memilih yang pada dewasa ini kira-kira baik dan mampu. Itu saja. Kalau sudah ke angkatan kan sudah baik, cuma ini kan jadi panglima," imbuhnya.

Kalla menegaskan pemilihan sosok KSAD bukan merupakan bagian dari reformasi dalam tubuh TNI. Pasalnya, diusungnya Gatot Nurmantyo lebih mengarah pada sosoknya yang dianggap mumpuni oleh Kepala Negara.

Dia juga membantah Presiden Jokowi mendobrak tradisi rotasi angkatan dalam pemilihan figur Panglima TNI. Apabila merujuk pada rotasi, yang seharusnya mengganti Jenderal TNI Moeldoko adalah KSAU Marsekal Agus Supriatna.

"Enggak. Tradisi itu sebenarnya juga tidak pasti. Waktu jaman Pak SBY memang ada, tetapi ada juga yang dobel," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper