Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penunjukkan KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI didasarkan pada pertimbangan yang terbaik dan arif oleh Presiden Joko Widodo.
"Itukan Presiden tentu secara arif memilih yang terbaik. Semuanya baik tapi tentu ada yang paling baik," ujarnya seusai acara Rakornas ASN Kepegawaian 2015, Rabu (10/6/2015).
Menurut JK, pengajuan nama Gatot telah sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur bahwa calon Panglima TNI harus memiliki pengalaman sebagai Kepala Staf Angkatan dan berpangkat bintang empat.
Kalla mengaku sempat mendiskusikan pencalonan KSAD dengan Presiden Jokowi sebelum diajukan secara resmi kepada DPR untuk mendapatkan restu anggota dewan.
"Selalu memilih yang pada dewasa ini kira-kira baik dan mampu. Itu saja. Kalau sudah ke angkatan kan sudah baik, cuma ini kan jadi panglima," imbuhnya.
Kalla menegaskan pemilihan sosok KSAD bukan merupakan bagian dari reformasi dalam tubuh TNI. Pasalnya, diusungnya Gatot Nurmantyo lebih mengarah pada sosoknya yang dianggap mumpuni oleh Kepala Negara.
Dia juga membantah Presiden Jokowi mendobrak tradisi rotasi angkatan dalam pemilihan figur Panglima TNI. Apabila merujuk pada rotasi, yang seharusnya mengganti Jenderal TNI Moeldoko adalah KSAU Marsekal Agus Supriatna.
"Enggak. Tradisi itu sebenarnya juga tidak pasti. Waktu jaman Pak SBY memang ada, tetapi ada juga yang dobel," pungkasnya.