Bisnis.com, TENGGARONG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini menangani 35 penderita gizi buruk yang tersebar di berbagai Kecamatan.
Kepala Dinkes Kukar Koentijo mengatakan penderita gizi buruk tersebut terjadi akibat pola asupan gizi yang salah dan adanya penyakit yang menyertai karena infeksi. Penanganan penderita gizi buruk ini kini kondisinya sudah mulai membaik.
“Paling tinggi jumlah penderita gizi buruk berada di Desa Sungai Meriam Kecamatan Anggana mencapai 8 orang. Lainnya tersebar setiap Kecamatan seperti Samboja, Tenggarong, Sebulu, Muara Badak, Marang Kayu, Kembang Janggut, Muara Jawa dan Kotabangun,” ujarnya didampingi Kasi Lingkungan Sehat dan Perbaikan Gizi Masyarakat, Ali Qomaruzaman, Selasa (9/6/2015)
Tindakan pencegahan terjadinya gizi buruk, Dinkes Kukar kini menggalakan sosialisasi ke masyarakat untuk rajin melakukan pemantauan pertumbuhan bagi bayi dan balita ke Posyandu atau Puskesmas. Di Posyandu dan Puskesmas terdapat konseling gizi.
“Kami juga terus melakukan penyidikan penyebab gizi buruk untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu, penanganan gizi buruk juga kami sosialisasikan melalui terobosan program yang sedang dibuat. Salah satunya nikah sehat,” ujar Koentijo.
Terkait meninggalnya dua penderita gizi buruk di Kukar, Dinkes menjelaskan bahwa penyebab meninggalnya penderita karena cacat bawaan organ tubuh sejak lahir di Desa Teluk Dalam dan penderita lainnya meninggal karena penyakit paru-paru yang sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit selama 6 bulan.
“Penderita gizi buruk sebagian besar di Kukar karena ada penyakit yang menyertai. Namun, Dinkes Kukar akan tetap menangani penderita dengan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan pemantauan kondisi kesehatannya,” jelas Koentijo.