Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat meminta masyarakat belanja sewajarnya sesuai kebutuhan jelang Ramadan, serta menjamin ketersediaan pasokan untuk menjaga inflasi daerah tersebut terkendali.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan aksi main borong masyarakat dengan melakukan stok barang jelang Ramadan dan Lebaran bisa menyebabkan munculnya spekulan karena permintaan tiba-tiba meningkat.Kami minta masyarakat juga menahan diri dalam berbelanja. Tidak perlu stok barang, karena kami jamin ketersediaan pasokan terjaga bahkan sampai setelah Lebaran, ujarnya, Senin (1/6/2015).
Dia mengatakan saat ini ketersediaan pasokan komoditas pokok di daerah itu masih terkendali. Terutama untuk beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, telur, daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, dan komoditas lainnya.
Irwan mengungkapkan pemerintah setempat juga telah menyiapkan sejumlah lokasi pasar murah untuk mengerem agar harga komoditas pokok tetap terkendali.Intinya tidak melarang masyarakat berbelanja, namun dihimbau jangan berlebihan karena bisa memicu inflasi, katanya.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan inflasi di dua kota, Padang dan Bukittinggi sebagai basis kegiatan ekonomi Sumbar menunjukkan gejala peningkatan inflasi jelang Ramadan.Per Mei 2015, Kota Padang mengalami inflasi 0,65% dan Bukittinggi inflasi 0,82%.
Inflasi di dua kota tersebut dipicu mulai naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, a.l cabai merah, daging ayam ras, dan gula pasir.Yomin Tofri, Kepala BPS Sumbar mengakui ada tren peningkatan inflasi setiap memasuki Ramadan dan Lebaran. Padahal, stok kebutuhan pokok masih mencukupi di pasaran.Stok mencukupi, tapi harga naik.
"Artinya kan ada pihak-pihak yang menaikkan harga. Nah, ini [pengendalian harga] perlu keseriusan pemerintah dan kesadaran semua pihak agar inflasi tetap terkendali," katanya.
Menurutnya, inflasi akan lebih stabil jika pemerintah daerah mampu menjamin ketersediaan pasokan barang dan memastikan tidak ada spekulan yang memafaatkan momen dengan menaikkan harga ketika permintaan meningkat.
Sementara itu, sampai Mei tahun ini, laju inflasi kalender Kota Padang masih tercatat minus atau deflasi 2,83% dan Bukittinggi deflasi 1,35%. Sedangkan laju inflasi year on year (yoy) dibandingkan Mei tahun lalu, Padang masih inflasi 7,86% dan Bukittinggi 5,95%.