Kabar24.com, SEMARANG—PT Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Solo mencatatkan realisasi pembiayaan hingga Rp50,1 miliar bagi pelaku usaha mikro dan kecil pada awal 2015.
Berdasarkan catatan Bisnis, alokasi pembiayaan tersebut meningkat hingga 27% dibandingkan realisasi sepanjang 2014. Pasalnya, pada tahun lalu PNM cabang Solo mencatatkan outstanding pembiayaan hingga Rp180,9 miliar bagi 3.192 nasabah.
Pemimpin PNM cabang Solo Haryono menuturkan pembiayaan langsung kepada UMK melalui unit layanan modal mikro (UlaMM) di wilayah Solo itu tercatat hingga April 2015. Alokasi pembiayaan tersbut disalurkan kepada 646 nasabah.
“Ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomi di Jawa Tengah serta nasional,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (7/5).
Haryono menjelaskan secara total sejak 2009 hingga akhir 2014, PNM Cabang Solo telah berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 525 miliar kepada 9.793 pelaku UMK binaan.
Penyaluran tersebut dicapai perseroan melalui pelayanan 24 gerai bagi UlaMM. Unit layanan tersebut dikendalikan empat 4 kantor klaster, yakni Klaten, Solo, Sragen, dan Sukoharjo.
Dengan pertumbuhan profitabilitas yang ada, pihaknya akan meningkatkan program pendampingan kepada UMK, khususnya bagi peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku usaha. Upaya itu terutama diarahkan pada peningkatan kompetesi UMK dengan berbasis kearifan lokal.
Pasalnya, jelas Haryono, pertumbuhan sektor UMK sangat terkait dengan pengembangan potensi sumber daya lokal. Misalnya, di Solo yang terkenal sebagai kota seni dan budaya, serta menjadi destinasi wisata.
Karena itu, ungkapnya, PNM akan mengarahkan pengembangan UMK yang sejalan dan sinergis dengan sektor-sektor pendukung pariwisata. Apalagi, saat ini kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut kejelian para pelaku UMK untuk lebih kreatif dalam melakukan terobosan pemasaran.
Executive Vice President I PNM Arief Mulyadi mengungkapkan pemberdayaan UMK tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan, pendapatan antar pelaku, dan penyerapan tenaga kerja, tetapi harus mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi nasional.
Karena itu, ujarnya, selain melaksanakan pengembangan kapasitas usaha dengan bantuan modal dan juga pelatihan, PNM juga membuka akses UKM kepada pasar. “Selain dukungan permodalan untuk usaha serta pendampingan bagi UMK, ULaMM PNM didesain untuk dapat mengembangkan pemasaran produk UMK baik di dalam negeri maupun ke luar negeri," ujarnya.
Terkait dengan itu, PNM juga telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Japan External Trade Organization (Jetro). Kerjasama tersebut akan menyiapkan program bagi peningkatan jangkauan pasar produk UKM di seluruh Indonesia.
Senior Director JETRO Yu Yoshida mengatakan pihaknya dalam dua bulan ke depan mulai meninjau langsung kegiatan UMK binaan ULaMM PNM. "JETRO bersama PNM akan keliling ke beberapa wilayah kerja ULaMM PNM guna melihat langsung aktifitas pemberdayaan yang kami laksanakan," katanya.
Pihaknya, pada hari ini, bersama PNM mengunjungi UMK binaan dalam kegiatan program pengembangan kapasitas usaha di Kota Klaten, Jawa Tengah. Kesempatan itu, jelas Yu, akan dimanfaatkan untuk melihat langsung potensi kualitas produk UMK yang dapat dipasarkan ke luar negeri.
"[Hasil pengamatan] kemudian disusun bersama bentuk implementasi kerjasama guna mendukung pemberdayaan dan pengembangan UMK Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel