Bisnis.com, JAKARTA—Pendirian konsulat Indonesia untuk Palestina di Kota Ramalah dinilai sebagai bentuk dukungan lebih konkret dari Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon usai sesi Parliament Building New Asian African Strategic Partnership (NAASP) dalam pertemuan para anggota parlemen dari dua benua, Kamis (23/4/2015).
“Indonesia berniat membuka KBRI di Ramalah. Kalau benar ini langkah bagus, satu pintu masuk bagaimana dukungan Indonesia lebih konkret kepada Palestina,”ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Pada 1955 silam, Konferensi Asia Afrika digelar dengan semangat melawan kolonialisme. Untuk itu, output Palestina merdeka harus disuarakan bersama, terlebih tak ada negara yang keberatan dengan status tersebut.
“Palestina sendiri harus bersatu, jangan sampai faksi-faksi yang bertidak memecah belah negaranya. Perang tak akan pernah jadi solusi,”tandasnya.
Menurut dia, hambatan kemerdekaan Palestina bukan berasal dari kebijakan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), tetapi dua negara yang sedang bertikai.
Seharusnya ada usaha bersama dari negara-negara di Asia, Afrika, dan kawasan lain untuk memperjelas status kemerdekaan Palestina.
Dalam pertemuan bilateral dengan pemerintah Palestina, Selasa(21/4/2015), Presiden Joko Widodo menyampaikan niat pemerintah Indonesia untuk membangun konsul kehormatan di Ramallah.
Pendirian konsulat itu diharapkan bisa memudahkan Indonesia untuk mendukung Palestina. Saat ini, Indonesia sudah memiliki Kedutaan Bedasr Republik Indonesia (KBRI) untuk Palestina di Kota Amman, Yordania.