Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CHINA BENTENG: Restorasi Bukan Renovasi #5

Seluruh bangunan Museum Benteng dibeli Udaya Halim untuk direstorasi bukan renovasi.nn
Benteng Heritage. Restorasi bangunan ini bertolak dari kesadaran pentingnya melestarikan peninggalan sejarah./fb-bentengheritage
Benteng Heritage. Restorasi bangunan ini bertolak dari kesadaran pentingnya melestarikan peninggalan sejarah./fb-bentengheritage

Bisnis.com, TANGERANG—Seluruh bangunan Museum Benteng dibeli Udaya Halim untuk direstorasi bukan renovasi.

Sama sekali tidak ada perubahan konstruksi, posisi, maupun bahan bangunan. Bahkan ada pahatan keramik di dinding langit-langit luar dan dalam di lantai dua tetap tersaji seperti sedia kala tanpa diubah sedikitpun.

Proses restorasi bangunan yang diperkirakan dibangun pada abad ke-17 itu bermula pada 2009. Seluruh bagian bangunan tua ini tidak memiliki struktur besi. Batu bata kuno yang ada dirawat tanpa diubah agar museum ini dapat dicatat sebagai cagar budaya, sehingga tak bisa diperjualbelikan.

Museum Benteng sepertinya dahulu bukanlah rumah. Pasalnya bangunan ini tidak memiliki kamar tidur dan ruangan dapur. Diperkirakan bangunan artistik ini pada mulanya dipakai sebagai kantor sebuah organisasi.

Setelah direstorasi selama dua tahun tepat pada 11 November 2011 pukul 20.11 WIB, cagar budaya ini diresmikan sebagai museum. Pemilihan jam peresmian memang sengat pada malam hari, ujar Hendra.

“Karena kalau dilakukan pagi bisa berantem sama orang pasar dulu, mereka  bisa bawakan kami semua golok,” katanya sembari tertawa menunjuk pasar di sekitar bangunan museum.

Untuk barang-barang yang menjadi koleksi saat ini semuanya merupakan milik pribadi Udaya Halim yang dikelola Yayasan Benteng Heritage. Tapi sayang, pada Sabtu sore itu saya tak sempat menghampiri dan berbincang langsung dengannya lantaran dia sedang sibuk berbincang dengan tamunya.

Museum Benteng Heritage, imbuh Hendra, enggan menjadi bangunan statis. Setiap tahun setidaknya ada informasi mengenai sejarah bangunan ini maupun budaya China Benteng di sekitar ditambahkan. Ini agar dapat disebut  sebagai museum pintar.

Halaman pertama pada brosur museum tersebut seolah bersahutan dengan kalimat pujangga yang saya temuka di halaman paling belakang. Restorasi bangunan ini bertolak dari kesadaran pentingnya melestarikan peninggalan sejarah, agar kita tidak mengalami amnesia sejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper