Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Sulut, Sektor Pertambangan dan Perkebunan Jadi Andalan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulawesi Utara akan mengandalkan sektor pertambangan dan perkebunan pada tahun ini untuk mencapai target investasi sebesar Rp1,7 triliun.
Besarnya nilai investasi itu maka perusahaan menggandeng PT East Indonesia Steel (EIS) dan PT Abang Modal (AM) yang akan menghasilkan 5,7 juta ton iron  ore dan 3 juta ton  baja. /Bisnis.com
Besarnya nilai investasi itu maka perusahaan menggandeng PT East Indonesia Steel (EIS) dan PT Abang Modal (AM) yang akan menghasilkan 5,7 juta ton iron ore dan 3 juta ton baja. /Bisnis.com

Kabar24.com, MANADO - Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulawesi Utara akan mengandalkan sektor pertambangan dan perkebunan pada tahun ini untuk mencapai target investasi sebesar Rp1,7 triliun.

Kepala BKPMD Sulut Jammy Kuhu mengatakan sektor industri dari minyak kelapa memberikan kontribusi besar dalam pencapaian investasi pada 2014.

"Namun, pada tahun ini harapannya sektor pertambangan dan perkebunan memberikan kontribusi yang besar," katanya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulut, Selasa (14/4).

Hanya saja, lanjutnya, sejumlah investor menghadapi hambatan klasik di wilayah Indonesia Timur, yakni ketersediaan infrastruktur dan kelistrikan.

Dia mencontohkan misalnya di sektor pertambangan, investor harus membangun pembangkit listrik sendiri dan infrastruktur penunjang seperti pelabuhan.

Khusus di sektor pertambangan, Bisnis.com mencatat PT Mikgro Metal Perdana (MMP) yang beroperasi di Pulau Bangka, Kabupaten Minahasa Utara mengungkapkan eksploitasi pasir besi memerlukan investasi senilai US$96,05 juta.

Namun, khusus untuk pabrik baja memerlukan investasi sebesar US$930 juta, investasi pelabuhan senilai US$168,5 juta dan pembangunan tujuh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) senilai US$682,5 juta.

Besarnya nilai investasi itu maka perusahaan menggandeng PT East Indonesia Steel (EIS) dan PT Abang Modal (AM) yang akan menghasilkan 5,7 juta ton iron  ore dan 3 juta ton  baja.

Selain itu, perusahaan konsorsium itu juga membangun PLTA dengan kapasitas195 megawatt dan pelabuhan berkapasitas 30 juta ton.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto pada pekan lalu mengungkapkan pihaknya berharap investasi yang dimulai sejak 2012 tersebut  bisa memperkuat industri baja nasional dan memperkuat perekonomian bagian timur Indonesia.[]


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper