Kabar24.com, JAKARTA— Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, angkat bicara soal tudingan miring setelah dia memberi rokok kepada suku anak dalam atau orang rimba di Jambi.
"Jangan kami sok tahu kehidupan mereka, kenali apa yang menjadi ritme kehidupan mereka," ujar Khofifah di Surabaya, Minggu (29/3/2015).
Menurut Khofifah, tidak bijaksana jika belum pernah datang ke sana akan tetapi telah mempertanyakan soal pemberian rokok yang dilakukannya.
"Sangat bijaksana kalau kita semua pergi ke sana, sehingga tahu adat istiadatnya juga," ujarnya.
"Tolong kalau ingin mengerti tentang kultur jangan hanya dari kacamata Jakarta saja. Saya pun ingin mengajak Anda ke sana, turunlah ke sana sapalah mereka."
Khofifah menganjurkan untuk mengenali adat istiadat suku anak dalam tersebut dengan berkunjung ke daerahnya, sehingga akan mengenali kultur dan tradisi masyarakatnya.
"Jangan melakukan hegeomoni kultural, karena meyakini keberagaman adat istiadat dan kultur merupakan kekayaan negeri ini," katanya.
Saat ini, kata Khofifah, Kementerian Sosial bersama sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup maupun Pemerintah Provinsi Jambi masih melakukan pendekatan untuk membantu secara pendidikan maupun memberikan bantuan bahan makanan pokok kepada suku anak dalam Jambi. Ke depannya pemerintah akan terus membantu suku anak dalam dalam hal menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Solidaritas Advokat untuk Pengendalian Tembakau (SAPTA) menggugat Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa atas pembagian rokok gratis kepada suku anak dalam atau orang rimba di Jambi. Mereka menilai, tindakan yang dilakukan Khofifah tersebut merupakan bentuk pengabaian kesehatan masyarakat.
Anggota SAPTA Tubagus Haryo Karbyanto mengatakan, selama ini konsumsi rokok telah terbukti memiskinkan masyarakat pada rumah tangga miskin. Tindakan bagi-bagi rokok gratis tersebut, lanjutnya, bertentangan dengan tugas dan fungsi pemerintah.
Pembagian rokok tersebut dilakukan pada saat Khofifah membagikan sembako dan pakaian saat mengunjungi suku anak dalam Jambi. Kunjungan tersebut merupakan bentuk bela sungkawa atas meninggalnya 11 orang suku rimba karena kelaparan.