Kabar24.com, MALANG-- Olimpiade IPA, IPS dan Bahasa 2014/2015 yang digelar di GOR Ken Arok Kota Malang, Jawa Timur, menarik minat siswa difabel.
Mereka bersaing dengan sekitar 2.300 siswa lainnya se-Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu). Dua pelajar difabel tersebut ikut olimpiade t dengan menggunakan kursi roda.
Kendati menjawab lembar jawaban dengan dicontreng dan tidak dilingkari, namun tekad dua pelajar tersebut banyak mendapat apresiasi.
Yohana E. Hardjadinata, Direktur Utama PT Tulip Cipta Kreasi, selaku penyelenggara acara, mengatakan olimpiad sebelumnya telah digelar di empat kota yakni DKI Jakarta, Bandung, Yogjakarta, dan Surabaya.
“Malang merupakan kota kelima. Khusus di Malang diikuti dua pelajar difabel. Keduanya ikut karena tertarik dan ingin mencoba. Ini layak diapreasiasi,” kata Yohana, Jumat (27/3/2015).
Olimpiade tersebut digelar sebagai ajang kompetisi bagi siswa sekaligus alat ukur penyerapan materi pelajaran pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Diminati
Menariknya, mata pelajaran yang diminati oleh pelajar se-Malang Raya adalah IPA, disusul IPS dan Bahasa Indonesia. Dibandingkan di Yogyakarta, mata pelajaran yang diminati justru Bahasa disusul IPS dan IPA.
“Secara umum kami menargetkan jumlah peserta di lima kota tersebut sebanyak 12.000 siswa,” jelasnya.
Menurutnya mendengar kata olimpiade yang terlintas dalam pikiran pastilah sebuah pertandingan. Demikian pula dengan Olimpiade IPA, IPS dan Bahasa 2014/ 2015 tersebut, merupakan sebuah kompetisi untuk siswa tingkat SLTA.
Melalui ajang itu diharapkan jiwa kompetisi pada siswa SLTA dapat terbangun.
“Ketika seseorang bersikap kompetitif, maka dapat diartikan yang bersangkutan memiliki sikap siap serta berani bersaing dengan orang lain,” tambahnya.