Bisnis.com, UBUD -- Warga Banjar Nagi Ubud menggelar tradisi Mesabatan api atau perang api sehari sebelum hari raya Nyepi. Tradisi ini diikuti oleh seluruh pemuda maupun warga Banjar Nagi yang berani ambil bagian dalam tradisi ini.
I Made Nova Endrawan, Pembina Sekaa Teruna Teruni (STT) Mekar Jaya Banjar Nagi,Ubud mengungkapkan tradisi ini bertujuan untuk menghilangkan bhuta kala atau sifat-sifat jahat dalam kehidupan sehari-hari menjelang perayaan hari raya Nyepi.
"Mesabatan api ini untuk memerangi bhuta kala dari dalam diri sendiri dan lingkungan sekitar agar hilang dilebur dan dihanguskan bersama dengan api," paparnya saat ditemui sebelum tradisi dimulai, Jumat (20/3/2015).
Sebelum melakukan Mesabatan api, seluruh pemuda yang ikut diperciki tirta atau air suci oleh pemangku pura setempat kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Setelah itu gamelan mulai dibunyikan dan mereka saling melempar api yang bersumber dari sabut kelapa yang dibakar.
Dalam tradisi mesabatan ini tidak ada jaminan peserta tidak terluka oleh sabetan sabut kelapa yang terbakar. "Peserta yang turut ambil bagian tidak ada yang dipaksa, mereka memutuskan sendiri untuk ikut dalam tradisi ini," imbuhnya.
Usai mesabatan api, acara dilanjutkan dengan mengarak Ogoh-ogoh. Diiringi seluruh warga banjar, tua maupun muda. Ogoh-ogoh yang telah diarak akan dibakar di lapangan desa sebagai simbol pemurnian diri sebelum melakukan Tapa Bhrata Penyepian esok harinya.