Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

1 Hari Jelang Nyepi, Warga Banjar Nagi Ubud Perang Api?

Warga Banjar Nagi Ubud menggelar tradisi Mesabatan api atau perang api sehari sebelum hari raya Nyepi. Tradisi ini diikuti oleh seluruh pemuda maupun warga Banjar Nagi yang berani ambil bagian dalam tradisi ini.
Natalia Indah Kartikaningrum
Natalia Indah Kartikaningrum - Bisnis.com 21 Maret 2015  |  12:27 WIB
1 Hari Jelang Nyepi, Warga Banjar Nagi Ubud Perang Api?
JELANG NYEPI: Warga Banjar Nagi Ubud menggelar tradisi Mesabatan api atau perang api sehari sebelum hari raya Nyepi. - Bisnis/Natalia Indah Kartikaningrum
Bisnis.com, UBUD -- Warga Banjar Nagi Ubud menggelar tradisi Mesabatan api atau perang api sehari sebelum hari raya Nyepi. Tradisi ini diikuti oleh seluruh pemuda maupun warga Banjar Nagi yang berani ambil bagian dalam tradisi ini.
I Made Nova Endrawan, Pembina Sekaa Teruna Teruni (STT) Mekar Jaya Banjar Nagi,Ubud mengungkapkan tradisi ini bertujuan untuk menghilangkan bhuta kala atau sifat-sifat jahat dalam kehidupan sehari-hari menjelang perayaan hari raya Nyepi.
"Mesabatan api ini untuk memerangi bhuta kala dari dalam diri sendiri dan lingkungan sekitar agar hilang dilebur dan dihanguskan bersama dengan api," paparnya saat ditemui sebelum tradisi dimulai, Jumat (20/3/2015).
Sebelum melakukan Mesabatan api, seluruh pemuda yang ikut diperciki tirta atau air suci oleh pemangku pura setempat kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Setelah itu gamelan mulai dibunyikan dan mereka saling melempar api yang bersumber dari sabut kelapa yang dibakar.
Dalam tradisi mesabatan ini tidak ada jaminan peserta tidak terluka oleh sabetan sabut kelapa yang terbakar. "Peserta yang turut ambil bagian tidak ada yang dipaksa, mereka memutuskan sendiri untuk ikut dalam tradisi ini," imbuhnya.
Usai mesabatan api, acara dilanjutkan dengan mengarak Ogoh-ogoh. Diiringi seluruh warga banjar, tua maupun muda. Ogoh-ogoh yang telah diarak akan dibakar di lapangan desa sebagai simbol pemurnian diri sebelum melakukan Tapa Bhrata Penyepian esok harinya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

ubud libur nyepi
Editor : Martin Sihombing

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top