Kabar24.com, JAKARTA – Ada-ada saja. Ini kisah nyata. Sebut saja keluarga Ipay, seorang pengusaha transportasi yang berkantor di bilangan Jakarta Selatan, yang mencintai kucing peliharaannya seperti keluarga sendiri.
Keluarga ini memiliki seekor kucing jantan persia, yang dibeli sekitar tiga tahun lalu. Saat ini, pasangan keluarga yang memiliki tiga anak ini seperti merasakan kucing itu sebagai bagian dari anggota keluarga mereka.
Sekitar pekan terakhir Februari lalu, si kucing yang diberi nama Chiko itu tidak tampak di rumah saat mereka pulang bepergian. Menurut penuturan Ipay, Chiko tidak tampak batang hidungnya hampir tiga hari. Satu siang, saat mereka kembali ke rumah dari bepergian, si sulung, Galih, menemukan seekor kucing yang kurus dan bau got di teras rumah mereka.
Kucing itu sudah tak sanggup me-meong, tetapi hanya sedikit merintih dan jalan sambil menyeret kaki belakangnya. Semula dikira kucing bulukan itu adalah kucing liar, namun setelah diperiksa, ternyata adalah Chiko.
Mereka pun kaget dan histeris. Setelah menyadari bahwa kucing itu adalah Chiko, menurut Ipay, anak perempuannya langsung menangis. Sekeluarga mereka bersedih dan buru-buru membawa Chiko ke keranjang dan bergegas ke dokter di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan.
Menurut Ipay, dokter sebenarnya sudah pesimis Chiko bisa disembuhkan karena badan bagian belakang sudah bernanah dan dipenuhi belatung, dan kakinya patah. Di lidah Chiko juga terdapat sariawan parah, diduga karena sudah beberapa hari tidak makan.
Diduga, Chiko tertabrak kendaraan saat sedang bermain di depan rumah mereka, tetapi kemudian sempat berlari masuk got, sehingga tidak ketahuan pemiliknya selama beberapa hari.
Namun, kucing itu kemudian dirawat dengan baik oleh sang dokter, bahkan diinfus segala, seperti manusia.
Biaya perawatan Rp200.000 per hari, selama 10 hari, dan Chiko pun pulih kembali. Saat dirawat, kata Ipay, si kucing tampak riang setiap kali keluarga ini menjenguk. Benar-benar seperti anggota keluarga.
“Saat menemukannya sakit, kami sedih, karena menganggap Chiko seperti keluarga sendiri. Padahal ia binatang. Sebenarnya kan kalaupun dibuang saja kan selesai, tapi kami nggak tega, seperti anggota keluarga kami sakit,” kata Ipay.