Bisnis.com, BANDA ACEH -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh tengah mengincar potensi kunjungan wisatawan asal Tiongkok.
Selama ini Banda Aceh memiliki gampong (kampung) pecinan Peunayong yang juga menjadi salah satu obyek wisata budaya dan kuliner.
Kepala Disbudpar Banda Aceh Fadhil mengatakan, akan menjajaki kerja sama dengan salah satu kota berpenduduk muslim terbanyak di China.
"Potensinya besar sekali. Selama ini wisatawan terbanyak ke Banda Aceh kan hanya Malaysia. Kami ingin menyasar wisatawan asal negara lainnya," ucap Fadhil, Selasa (24/2/2015).
Lebih lanjut, untuk menjajaki kemungkinan tersebut, Fadhil juga telah menghadiri peluncuran Jalur Pelayaran Emas Laksamana Cheng Ho di Batam, Kepri, pada 21-22 Februari 2015.
Dia menjelaskan, sejarah perjalanan Laksamana Cheng Ho dapat menambah nilai dan potensi kedatangan wisatawan China.
Cheng Ho adalah pengembara Muslim asal China yang pernah pula singgah ke Aceh pada 1414.
"Pada waktu itu, Laksamana Cheng Ho menyerahkan Lonceng Cakra Donya sebagai simbol perdamaian kebudayaan antara Aceh dan Tiongkok sekaligus menjadi jejak sejarah kedatangan penduduk Tiongkok ke Aceh. Lonceng ini juga hadiah dari Kaisar Yongle kepada Kerajaan Samudera Pasai," tutur Fadhil lagi.
Sultan Ali Mughayatsyah kemudian membawa lonceng raksasa itu ke Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh) pada 1542.
Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), lonceng tersebut sempat digantung di Kapal Perang Kesultanan Aceh bernama Cakra Donya sebagai alat penabuh perang.
Sekarang lonceng Cheng Ho ini bisa dilihat tergantung di Museum Negeri Aceh.
Berdasarkan data BPS Banda Aceh pada tahun lalu total wisatawan mancanegara ke Banda Aceh mencapai 4.749 orang.
Sebagian besar wisman tercatat mengunjungi Kapal PLTD Apung, Punge Blang Cut dan Kapal di Atas Rumah Lampulo.