Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawan Radikalisme, Amerika Serikat Tambah Bantuan ke Yordania Jadi US$1 Miliar

Amerika Serikat meningkatkan bantuan tahunan ke Yordania menjadi US$1 miliar dari sebelumnya US$600 juta, untuk memerangi pemberontak Irak dan Suriah, serta militas Islamic State.
Raja Yordania, Abdullah II dan Presiden Barack H. Obama. /Bisnis.com
Raja Yordania, Abdullah II dan Presiden Barack H. Obama. /Bisnis.com

Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat meningkatkan bantuan tahunan ke Yordania menjadi US$1 miliar dari sebelumnya US$600 juta, untuk memerangi pemberontak Irak dan Suriah, serta militas Islamic State.

Persetujuan bantuan, yang dilakukan oleh Kongres AS, ditandatangani sebelum beredar video yang memperlihatkan IS membakar hidup-hidup pilot berkebangsaan Yordania, Mouath al-Kasaesbeh.

Yordania adalah salah satu dari beberapa negara Arab yang telah mengambil bagian dalam serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok Negara Islam, yang tahun lalu merebut wilayah Irak dan Suriah.

Pilot, Mouath al-Kasaesbeh, ditangkap pada Desember setelah pesawat F-16 jatuh di wilayah yang dikuasai oleh militan di Suriah.

Dalam pernyataan singkat, Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan menyediakan dana sebesar US$ 1 miliar per tahun ke Yordania untuk masing-masing tahun fiskal 2015, 2016 dan 2017. Tahun fiskal AS berakhir pada 30 September.

"Amerika Serikat mengakui peningkatan kebutuhan mendesak Yordania akibat kerusuhan regional, upaya Yordania sedang melakukan upaya di garis depan melawan ISIL dan ideologi ekstremis lainnya dan terorisme, masuknya pengungsi dari Suriah dan Irak, gangguan pasokan energi asing, dan strain belum pernah terjadi sebelumnya, "kata Departemen Luar Negeri.

Kelompok Negara Islam juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL). "Kenaikan untuk periode TA 2015 untuk TA 2017 ini dirancang untuk penanganan jangka pendek Yordania, kebutuhan yang luar biasa, termasuk yang terkait dengan ketidakstabilan regional dan meningkatnya biaya energi," tambah Departemen Luar Negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper