Bisnis.com, JAKARTA - Selain menjadi cermin buramnya pertumbuhan dunia, tren merosotnya harga minyak mentah dunia ternyata menimbulkan redistribusi kekayaan global.
Nariman Behravesh, Kepala Ekonom Global IHS, mengungkapkan redistribusi tersebut merupakan hal yang baik bagi pertumbuhan global pada masa depan.
"Anjloknya harga minyak merepresentasikan transfer kekayaan dalam jumlah besar dari produsen minyak ke konsumen, sekitar US$1,5 triliun atau 2% PDB dunia," ungkapnya melalui sebuah artikel, Sabtu (31/1/2015).
Sepanjang 2014, harga dua jenis minyak yang jadi acuan dunia yakni Brent dan West Texas Intermediate (WTI) merosot lebih dari 50% ke posisi di bawah US$50 per barel (year-to-date/ytd).
Ada dua hal yang membuat redistribusi kekayaan ini menjadi prospek cerah bagi pertumbuhan global.
Pertama, konsumen minyak memiliki penguasaan PDB global lebih besar ketimbang produsen minyak mentah dunia yang didominasi oleh negara-negara teluk dan beberapa lainnya.
Kedua, dalam sejarahnya, negara-negara importir minyak cenderung lebih gemar melakukan belanja dibandingkan dengan negara-negara eksportir sehingga bagus bagi ekonomi dunia. "Efeknya, pertumbuhan global tahun ini berpotensi mendapat tambahan tenaga sebesar kurang lebih 0,3%-0,5%," kata Behravesh.